Hati-Hati Pilih Makanan, Makanan Berformalin Masih Beredar

Hati-Hati Pilih Makanan,  Makanan Berformalin Masih Beredar

  SERPONG—Makanan mengandung zat formalin dan rhodamin masih beredar di Pasar Serpong, Kota Tangsel. Kandungan zat berbahaya itu ditemukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Banten pada empat makanan saat inspeksi mendadak di pasar tersebut kemarin. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (Pemdik Serlik) BPOM Bangen Faizal Musfofa Kamil mengatakan, temuan makanan berbahaya ini berdasarkan sampling produk yang sudah biasa dicurigai BPOM yang mengandung tambahan bahan makanan yang berbahaya. Seperti kerupuk kulit, mi, tahu, ikan asin dan cumi-cumi. “Dari 20 makanan yang kami periksa, ada empat makanan dari pedagang berbeda mengandung zat berbahaya. Tiga di antaranya mengandung formalin yaitu dua jenis cumi asin dari pedagang yang berbeda dan mi basah. Sementara yang mengandung rhodamin adalah bahan makanan terasi,” terang Faizal. Menurut dia, meskipun makanan yang mengandung formalin telah dicuci, tidak bisa menghilangkan seutuhnya. Apalagi efek dari tambahan makanan ini sangat berbahaya bagi yang mengonsumsi. “Jika dicuci bisa menurunkan kadarnya tapi tidak benar-benar menghilangkan. Efek dari formalin sendiri jangka panjang, tidak segera. Secara kasat mata memang tidak kelihatan, harus diuji. Fungsi formalin banyak, yang jelas ya buat pengawet, kalau ikan asin biar nggak dikerubutin lalat,” ujarnya. BPOM juga melakukan pemeriksaan di sejumlah lokasi di Kota Tangsel bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dsiperindag) Kota Tangsel. Selain temuan adanya formalin, BPOM Provinsi Banten juga menemukan makanan yang tidak memiliki izin edar di salah satu retail modern. “Untuk yang disampling dari 10 item hasilnya memenuhi syarat. Tapi kami juga menemukan beberapa jenis produk yang tidak memiliki izin edar, ini yang kita amankan. Seperti jagung dalam kaleng, backing powder, tepung untuk kue. Kami amankan untuk dimusnahkan. Kami minta buat surat pernyataan dan ada teguran,” beber Faizal. Di tempat yang sama, Kepala Labkesda Kota Tangsel Latifa Hanum menambahkan, dari 20 makanan yang diuji Labkesda di Pasar Serpong seperti kolang kaling, tahu, ikan tongkol, ayam dan kerang bersih dari bahan pangan tambahan. “Kami sudah periksa formalin, boraksnya dan bahan-bahan tambahan lainnya semua negatif. Kalau dari kami lebih ke pembinaan. Tahun ini jauh lebih baik, dibanding tahun sebelumnya dulu ada ayam kena formalin,” tambahnya. Sementara untuk bahan pangan tambahan, Labkesda Kota Tangsel menemukan adanya kandungan pestisida dalam sayuran di retail modern. “Pestisisida juga ditemukan di sayuran casin. Seharusnya bagi petani atau pelaku usaha ini, kalau sudah panen jangan disemprot lagi. Apalagi kandungan ini sangat bahaya untuk janin, merusak ginjal dan hati,” imbuhnya. Ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati memilih makanan yang dikonsumsi. Menurutnya, justru yang terlihat segar malah yang patut dicurigai. Kemungkinan kandungan racun pembasmi serangga, pestisida, terlalu tinggi. “Hati-hati dalam mengolah sayuran, harus waspada. Justru yang mencurigakan adalah sayuran yang nggak bolong-bolong karena tidak ada hamanya sama sekali,” ujar dia. Kepala Disperindag Kota Tangsel Maya Mardiana menerangkan sidak yang dilakukan secara gabungan ini tak hanya memeriksa keamanan makanan menjelang Ramadan. Melainkan juga memantau pergerakan harga yang terjadi jelang puasa. Melihat adanya makanan berbahaya yang beredar di pasar, Maya mengatakan, Pemkot Tangsel sudah melakukan koordinasi dengan Satgas Pangan yang memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi terhadap pedagang yang terbukti melakukan kecurangan. “Sidak pun tidak hanya kita lakukan di satu tempat saja. Melainkan di pasar modern juga. Pokoknya pusat perbelanjaan yang menjadi tujuan masyarakat untuk membeli kebutuhannya,” ujar dia. Terakhir Maya mengatakan, sidak akan terus dilakukan sampai lebaran yang akan datang. Untuk memastikan masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya. “Kami akan terus melakukan pengawasan. Karena momen puasa dan menjelang Ramadan itu waktu di mana kebutuhan pangan sangat meningkat. Sehingga banyak oknum yang ingin memanfaatkannya,” tutupnya. (mg-7/bha)

Sumber: