BPNT Masih Hadapi Kendala, Saldo Masih Kosong

BPNT Masih Hadapi Kendala, Saldo Masih Kosong

PAKUHAJI – Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) masih menghadapi kendala seperti akurasi data dan kesiapan infrastruktur pendukung. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Desa Kramat dan Desa Buaran Bambu, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang merasa kecewa. Meski mereka sudah memiliki ATM yang dikeluarkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) KCP Unit Mauk, namun kartu khusus tersebut tidak bisa dipergunakan. Karena saldo pada ATM tersebut masih kosong, alhasil 20 warga tidak bisa menerima bantuan beras sebanyak tujuh kilogram dan telur satu kilogram di warung yang sudah ditentukan. Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) Pakuhaji  Sukarna mengatakan, di Kecamatan Pakuhaji terdapat 10.573 masyarakat berpenghasilan rendah yang terdaftar sebagai KPM. Untuk memudahkan penyaluran, di Desa Kramat terdapat satu warung yang ditunjuk untuk menyalurkan, sedangkan di Desa Buaran Bambu terdapat dua warung yang bisa KPM kunjungi. Lebih lanjut Sukarna menuturkan, bantuan yang dalam transaksinya menggunakan sistem elektronik, ternyata masih terkendala saldo rekening kosong, PIN terblok, mesin EDC rusak, gangguan sinyal. Alhasil di Kecamatan Pakuhaji sedikitnya 20 KPM harus gigit jari karena saldo mereka kosong. “Terdapat 20 warga pulang dengan tangan hampa, karena tidak bisa mendapatkan beras dan telur mengingat saldo mereka masih kosong,” tegas Sukarna, yang ditemui Tangerang Ekspres saat memantau Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai, Senin (7/5). Kata Sukarna konsep, fasilitas, dan mekanisme sudah baik. Hanya dalam implementasinya terdapat kendala. Ketika Sukarna didesak saldo PKM  kosong, ia tidak mampu menjawab. “Jangankan saya, pihak  BRI KCP Unit Mauk tidak akan mampu menjawab kenapa saldo KPM masih kosong,” tegas Sukarna. Namun Sukarna akan terus berkoordinasi terkait saldo KPM yang masih kosong. Sementara itu, salah seorang warga Kampung Pondok Gedong RT 05/01, Desa Kramat, Amnih merasa kecewa. Meski dia termasuk KPM yang sudah menerima ATM dari BRI KCP Unit Mauk, namun kartu khusus tersebut tidak bisa dipergunakan.  Padahal ibu tiga anak tersebut sangat membutuhkan bantuan yang penyalurannya melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). “Kata petugas dari kecamatan saya harus bersabar menunggu, padahal saya sudah mengantri sekitar tiga jam.” keluh Amnih, dengan wajah tertunduk. Amnih meminta, agar kartu khusus miliknya bisa segera memiliki saldo. Sehingga kebutuhan bahan pokok seperti beras dan telur bisa segera ia dikmati beserta keluarga. (mg-2/mas)

Sumber: