Pemprov Banten Tegaskan Tak Ada Dana Mengendap di Perbankan

Pemprov Banten Tegaskan Tak Ada Dana Mengendap di Perbankan

Deden Apriandhi Hartawan.(Syirojul Umam/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Sekretaris Daerah (Sekda) Banten Deden Apriandhi Hartawan menegaskan bahwa tidak ada pengendapan dana Pemprov Banten di perbankan. Namun ia mengakui adanya simpanan di rekening Kas Umum Daerah (RKUD) di bank berupa giro sebesar Rp950 miliar terhitung pada 21 Oktober 2025.

”Enggak ada (dana mengendap-red), semua diedarkan dan diputar untuk meningkatkan perekonomian rakyat,” katanya kepada awak media di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Kamis (23/10).

Menurutnya, dana yang mengendap merupakan anggaran yang disimpan di perbankan berupa deposito. Namun saldo yang dimiliki Pemprov Banten  merupakan jarak antara pendapatan dengan pembayaran belanja sesuai dengan program yang telah dicanangkan. ”Kalau saldo itu bukan pengendapan, tapi jarak antara uang masuk dengan pembayaran belanja. Tapi ini pasti kepakai, karena kan pembelajaan kita sudah berdasarkan hitungan realisasi. Beda kalau yang pengendapan itu misal di deposito-kan. Nah di kita gak ada,” ujarnya.

Terpisah, Wali Kota Tangsel Bemyamin Davnie angkat bicara prihal belum lama ini Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan terkait dana beberapa pemerintah daerah (Pemda) yang belum terpakai dan hanya mengendap di perbankan. Salah satu Pemda yang disinggung adalah Kota Tangsel.

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut mengatakan, pihaknya mendapat kabar bahwa memang ada isu dana Pemkot Tangsel yang mengendap sebesar Rp1,13 Triliun. Dana tersebut bukan merupakan deposito namun, sisa kas yang belum ditarik oleh pihak ketiga penyedia jasa dan proyek.

”Tapi penagihan dari pihak ketiga secara prinsip pekerjaan kontraktual sudah selesai, tender sudah selesai dan sekarang lagi pengerjaai fisik konstruksi,” ujarnya kepada wartawan di DPRD Kota Tangsel, Kamis, (23/10).

Ben tersebut mengaku, yang belum tertagih tersebut lantaran pihak ketiga belum menagih ke Pemkot Tangsel karena, masih ada waktunya. Biasanya diawal Desember mereka baru menagih termin ketiga atau keempat.”Jadi sampai akhir tahun anggaran kita sudah keliatan berapa aisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa)-nya dan berapa yang diserap. Artinya dana yang mengendap ini untuk belanja proyek yang belum tertagih, kalau untuk lainnya seperti gaji dan lainnya itu sudah selesai,” tambahnya.

Menurutnya, dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp4,8 Triliun sampai hari ini sudah terealisasi Rp 3,4 Triliun atau 87 persen. ”Kalau serapan belanja baru 51,35 persen, jadi baru terealisasi dari Rp5 Triliun itu baru Rp2,56 triliun,” jelasnya.

Orang nomor satu di Kota Tangsel ini mengungkapkan, posisi kas daerahnya saat ini sebesar Rp963 miliar dan penerimaan telah mencapai Rp3,4 Triliun sampai 19 Oktober 2025. ”Pengeluaran sudah Rp2,6 Triliun dan sisanya akan ditagihkan sampai ahkir tahun,” tuturnya.(mam-bud) 

 

 

Sumber: