Cigaru Butuh Banyak Penataan Infrastruktur

Cigaru Butuh Banyak Penataan Infrastruktur

CISOKA-Kian hari, jumlah pengunjung Danau Biru Cigaru, di Kampung Cigaru, Desa Cisoka, Kecamatan Cisoka, semakin banyak. Apalagi pada libur kemarin, pengunjung semakin ramai berdatangan. Melihat potensi besar dari danau tersebut, diharapkan dapat dikelola secara profesional agar menjadi destinasi wisata yang menguntungkan. Bagi Pemkab Tangerang sendiri, minimnya fasilitas tersebut disebabkan lokasi wisata itu masih dikelola oleh pemilik lahan. Untuk itu dibutuhkan tangan pemerintah agar penataan wisata air ini bisa lebih profesional. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Tangerang Ahmad Taufik mengatakan, tanah dari Danau Biru Cisoka merupakan milik pribadi. Ia sudah melakukan koordinasi dengan cara konsultasi antara pemilik danau. ”Secara riil faktanya danau ini menjadi salah satu bagian destinasi wisata Kabupaten Tangerang. Tapi secara de jure (hukum-red) harus melakukan perizinan terlebih dahulu. Supaya bisa dikatakan destinasi wisata yang berizin, sehingga bisa beroperasi secara permanen,” ujar Taufik saat dihubungi, Jumat (30/3) lalu. Dalam menempuh perizinan tersebut, Taufik menyarankan agar pengelola atau pemilik wisata, untuk menyampaikan izin secara resmi ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tangerang. ”Sebetulnya segala sesuatu kalau dikelola secara profesional sambil ditingkatkan baik fasilitas maupun proseduralnya, memang lambat laun akan lebih baik lagi. Masih perlu waktu memang,” terangnya. Ia mengaku, Danau Biru Cisoka ini pernah diresmikan sebulan lalu oleh Disporabudpar Kabupaten Tangerang. Secara moril, ia mendukung penuh tempat ini menjadi destinasi wisata yang diminati para pelancong, baik turis dari Tangerang maupun dari luar wilayah Tangerang. Sayangnya, wisata ini belum ada yang masuk ke Pendapat Asli Daerah (PAD). ”Kan harus melakukan perizininan terlebih dahulu. Seandainya dibuka begitu saja, secara tradisional, secara alami dan biasa saja, itu menjadi urusan pribadi,” ungkapnya. Sementara itu, sejumlah pengunjung mengaku mengeluh minimnya fasilitas yang disediakan pengelola di sana. Mulai dari tarif masuk yang dipatok tak menentu hingga ketiadaan akses sambungan internet di lokasi bekas galian pasir tersebut. Padahal akses internet dibutuhkan pengunjung untuk mengabadikan momen di danau tersebut ke media sosial. Seperti yang diutarakan salah satu pengunjung, Iis Suriyani, warga Kampung Kelapa, Kota Tangerang, yang jauh-jauh datang untuk menikmati pemandangan danau tersebut. Iis mengatakan, kawasan tersebut masih membutuhkan banyak penataan untuk menarik para wisatawan. ”Pemandangannya indah, banyak wahana selfie yang up to date. Cuma sayang tarif masuknya bisa dua kali, masuk dan biaya parkir. Kalau bisa mah sekali saja,” harapnya. Selain itu, masalah jalan juga menjadi kendala wisawatan menuju lokasi tersebut. ”Mungkin akses masuknya juga dipermudah saja, diperbaiki, terus sebaiknya ada warung-warung buat anak muda nongkrong di situ. Kalau bisa ada wifi-nya,” terangnya. (mg-14).

Sumber: