Pemkot Gandeng BPPT Terapkan Teknologi untuk Pembangunan Infrastruktur

Pemkot Gandeng BPPT Terapkan Teknologi untuk Pembangunan Infrastruktur

  TANGERANG– Walikota Arief R Wismansyah melirik teknologi untuk diterapkan pada pembangunan infrastruktur, sepeti jembatan, jalan dan gedung. Hal itu untuk mempercepat  pembangunan kota yang mengalami keterbatasan baik dari anggaran maupun sumber daya manusia (SDM). Langkah kerjasama pun dilakukan dengan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapat Teknologi (BPPT). Penandatanganan kerjasama dengan BPPT dilaksanakan  bersamaaan apel pagi, Senin (16/10) oleh walikota dan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT, Wimpie Agoeng Neogroho. “Menerapkan teknologi dalam pembangunan sebuah keniscayaan. Kita harus mampu menjawab segala kebutuhan inovasi dalam pembangunan infrastruktur yang sedang ditunggu warga,” kata Arief. Selain itu, Arief mengatakan, pemkot harus mampu mendorong peran partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan. Maka sudah sepatutnya menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah dalam memfasilitasi menata dan mengatur regulasi warga Tangerang. Teknologi sendiri diklaim dapat menjadi jalan keluar atas permasalahan yang tengah dihadapi. “Tanpa mengurangi kualitas kita mampu melayani masyarakat yang jumlah populasinya lebih banyak dengan lebih efektif dan efisien. Teknologi menjadi salah satu langkah konkret untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di kota,” lanjutnya. Pemkot Tangerang berharap, BPPT dapat membimbing dan mengarahkan pemerintah kota dalam melakukan inovasi pembangunan khususnya penerapan teknologi. “Saat ini baru Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang yang menjalin kerjasama dengan BPPT. Semoga seluruh OPD nantinya bisa melakukan perjanjian kerjasama dengan BPPT agar menjadi solusi dalam membangun kota. Soalnya, banyak teknologi yang bisa diaplikasikan dan diterapkan dalam memenuhi beberapa kebutuhan Kota Tangerang ,” imbuhnya. Misalnya, pembangunan Jalan Teuku Umar, Kecamatan Karawaci yang menggunakan tekonologi BPPT. Beton yang digunakan merupakan inovasi baru dari beton yang biasanya dikerjakan memerlukan waktu 21 hari, ini bisa kering dan langsung digunakan hanya 3 hari saja. “Meski agak mahal tapi kan bisa mengurangi risiko lain seperti kemacetan akibat pengalihan arus,”tutup Arief. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam pada BPPT, Wimpie Agoeng Neogroho mengapresiasi penandatanganan perjanjian dengan Pemkot Tangerang. “Ini merupakan langkah awal sebagai payung hukum. Saat ini dimulai dari dinas PUPR terlebih dahulu,” sebutnya. Wimpie melanjutkan, ada beberapa aplikasi yang bisa dimanfaatkan dan diterapkan. Aplikasi tersebut tentu hasil pengembangan BPPT sendiri. “Misalnya teknologi biotektstile. Teknologi tersebut digunakan untuk menanggulangi longsoran tebing,”sebutnya.   Kepala Dinas PUPR, Nana Trisyana mengatakan, dalam waktu dekat akan menggunakan teknologi penelitian struktur tanah dengan Geolistrik untuk mendapatkan profil lapisan tanah dasar yang sangat membantu dalam proses investigasi tanah pada pembangunan jembatan. "Jadi sebelum kita melakukan pembangunan jembatan terlebih dahulu kita lakukan pengeboran di satu titik untuk menginvestigasi struktur tanah. Karena hanya beberapa titik ini hasilnya jadi kurang akurat, karena kenyataannya jarak satu meter aja karakter tanah sudah beda. Pemanfaatan  teknologi ini memungkinkan untuk memindai struktur tanah secara tepat sehingga bisa meminimalisir terjadinya longsor atau amblas," paparnya. Kata Nana, ini cocok untuk dilakukan pada daerah dimana struktur tanah yang di dominasi oleh lapisan aluvial tebal (lempung) seperti di wilayah  Kecamatan Priuk, Kawasan Kali Ledug maupun pada sepanjang aliran sungai Cisadane. Nana menyampaikan kedepan pihaknya juga sedang menjajaki untuk menerapkan teknologi peringatan dini banjir yang sudah dikembangkan oleh BPPT. "Termasuk juga teknologi pembangunan tanggul," jelas Nana. (mg-01)

Sumber: