Puluhan Siswa SDN 1 Sankanmanik Belajar di Lantai

Suasana siswa-siswi SDN 1 Sankanmanik, Kabupaten Lebak yang belajar di lantai akibat tidak punya ruang kelas, Rabu (8/10). (AHMAD FADILAH/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, LEBAK — Memprihatinkan. Puluhan siswa SD Negeri 1 Sankanmanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak terpaksa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di lantai teras sekolah. Kondisi ini terjadi akibat kekurangan ruang kelas di sekolah tersebut.
Plt Kepala SDN 1 Sankanmanik, Sujana mengatakan, kondisi siswa-siswinya belajar di lantai sudah berjalan cukup lama. Mungkin lebih dari 10 tahun, karena ruang kelas yang ada hanya lima ruang. Sedangkan, jumlah rombongan kelas (rombel) ada enam dengan jumlah siswa 118 orang.
"Yang belajar di lantai hanya kelas 2 saja, kelas yang lain di ruangan," katanya saat ditemui wartawan di sekolah, Rabu (8/10).
Menurut dia, KBM di lantai ini sering terkendala cuaca. Jika hujan, anak-anak yang belajar di lantai dipindah, kadang di ruang guru, kadang dihentikan sementara.
"Kalau hujan kan basah, kalau lagi terik mereka kepanasan, jadi KMB-nya tidak maksimal," ujarnya.
Pihaknya sudah mencoba beberapa kali mengajukan penambahan ruang kelas baru (RKB), namun hingga kini belum ada jawaban.
"Mengajukan sudah berkali-kali, lewat Dapodik (Data Pokok Pendidikan) sudah sering, tapi sampai sekarang belum terealisasi," tuturnya.
Elis, salah seorang siswa mengatakan, dirinya belajar di lantai sejak naik kelas 2, karena tidak punya ruang kelas.
"Iya di sini (lantai) setiap hari, kalau hujan kita lari ke kantor guru," paparnya.
Menyikapi berita viral siswa SDN 1 Sankanmanik, Dinas Pendidikan (Dindik) Lebak mengaku akan menindaklanjutinya dengan melakukan penyekatan ruang kelas atau dengan sistem shif pagi dan siang.
Hadi, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan SD Dindik Lebak mengatakan, solusi yang terbaik saat ini dengan menyekat atau melakukan sistem shif belajar mengajar bagi yang tidak kebagian ruang kelas. Pasalnya, untuk membangun ruang kelas baru (RKB) Pemkab Lebak untuk saat ini tidak mempunyai anggaran.
"Alokasi untuk anggaran pembangunan RKB sudah lama tidak ada, sehingga tidak ada satupun RKB yang dibangun," katanya.
Menurut dia, berdasarkan informasi yang masuk dari hasil musrenbang, ada sekitar 54 sekolah yang kekurangan kelas dan sangat membutuhkan RKB demi kelancaran KBM. Namun, jika mengacu pada dapodik, jumlahnya akan lebih banyak.
"Kami yakin jumlah sekolah yang kekurangan RKB lebih dari 54 sekolah jika mengacu pada dapodik," ujarnya. (fad)
Sumber: