Orang Tua Siswa SMA 15 Minta Sekolah Direlokasi

Orang Tua Siswa SMA 15 Minta Sekolah Direlokasi

Genangan air di pelataran SMAN 15 Kota Tangerang, kerap kali terjadi hingga mengakibatkan kondisi bangunan banyak yang rusak.-(Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, PERIUK — Orang Tua siswa SMAN 15 Kota Tangerang minta kegiatan belajar mengajar direlokasi. Alasannya sekolah tersebut sangat mengkhawatirkan akan terjadi hal tak diinginkan ketika proses belajar mengajar berlangsung.

”Ya kita sebagai orang tua khawatir lah, takut kejadian gitu kaya di pondok pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur,” ungkap salah satu orang tua siswa yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui, Selasa, 6 Oktober 2025. 

Menurutnya, selama ini para orang tua siswa sangat mengkhawatirkan kondisi bangunan sekolah tersebut. Bangunan berlantai 2 tersebut kerap kali kebanjiran ketika hujan deras. Bahkan, sekolah tersebut berdampingan dengan lintasan Kali Sabi yang kerap kali airnya meluap. Sehingga kondisi bangunan banyak yang rusak hingga miring. ”Bangunan udah banyak yang retak-retak, lantai ruang kelas banyak yang retak-retak. Lahan sekolah ini dulunya bekas bekas rawa,” ujar wanita setengah baya tersebut.

”Kita kan orang sini, itu sebelahnya Kali Sabi yang airnya sering naik (meluap). Jadi kita tau, apalagi daerah sini jadi langganan banjir,” sambungnya.

Dia menuturkan, banyak orang tua siswa bahkan sebagian besar guru SMAN 15 Kota Tangerang menginginkan sekolah tersebut direlokasi ke tempat lain. Sehingga proses belajar mengajar kedepannya dapat dilakukan secara optimal.

”Guru aja pada khawatir dengan kondisi bangunan sekolah, banyak orang tua siswa juga mengkhawatirkan itu,” ujarnya

Dia berharap, gedung SMAN 15 Kota Tangerang segera dilakukan relokasi di atas lahan yang lebih aman dan masih dalam lingkungan Kecamatan Periuk.

”Ya kita minta dipindahkan ke tempat yang aman,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala SMAN 15 Kota Tangerang, Niniek Nurcahya mengungkapkan, bahwa sekolahnya kerap kali dilanda banjir besar dengan ketinggian satu meter lebih. Hal itu mengakibatkan bangunan sekolah mengalami retak-retak hingga miring.

”Disini dari dulu masalah banjir. Apalagi banjir 5 tahun lalu banjirnya tinggi sampai siswa diliburkan,” ungkap  Niniek, belum lama ini.

 Niniek menyampaikan, apabila hanya terjadi genangan air di pelataran sekolah, pihaknya tetap melangsungkan proses belajar mengajar. Namun, apabila ketinggian air melebihi 40 sentimeter, siswa tidak dapat memasuki ruang kelas sehingga kita kerap kali meliburkan sekolah.  ”Kalau cuma genangan di halaman, proses belajar mengajar tetap kita lanjutkan,” ujarnya.

Oleh karenanya, apabila sekolah terendam banjir, tambah aniek, pihak sekolah tetap memberi kelonggaran jika para siswa sudah berusaha hadir. 

“Kami fleksibel, kalau musim banjir mereka sudah semangat susah payah datang ke sekolah sudah kami apresiasi, tetap kami terima,” pungkasnya.

Kerusakan bangunan SMAN 15 Kita Tangerang hingga mengalami kemiringan telah diketahui pemerintah daerah sejak 2016 lalu. Namun, pihak sekolah masih saja menggunakannya untuk proses belajar mengajar. 

Sumber: