Rp35 Juta untuk Masak MBG Lima Hari

Rp35 Juta untuk Masak MBG Lima Hari

Karyawan terlihat sedang memasak untuk program MBG di dapur MBG, Desa Sukaratu, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang. (DAPUR MBG CIKEUSAL FOR TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Dapur Makan Ber­gizi Gratis (MBG), Desa Sukaratu, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang mengha­biskan Rp35 juta untuk kebu­tuhan bahan baku memasak selama lima hari.

Dalam sehari, dapur MBG rutin memasak untuk 3.578 porsi sesuai jumlah siswa di 15 sekolah, meliputi PAUD, SDN, TK, MI, SMP, dan SMA.

Penanggungjawab Dapur SPPG atau MBG pada Bumdes­ma Cikeusal, Jamaludin me­nga­takan, program MBG di wilayahnya sudah dimulai sejak Kamis 21 Agustus dengan melibatkan 15 sekolah dengan jumlah muridnya 3.578 orang.

Jumlah tersebut belum sesuai dengan yang ditargetkan pe­me­rintah pusat, yaitu 4.000 siswa untuk satu dapur MBG. Pihaknya akan menjalin kerja­sama lagi dengan sekolah lainnya.

"Alhamdulillah semuanya kebagian, kita berikan MBG setiap Senin sampai Jumat saja, kalau Sabtu dan Minggu libur," katanya, Selasa (26/8).

Jamaludin mengatakan, satu porsi bernilai Rp10 ribu dengan menu yang berbeda-beda mulai dari ayam, ikan, telur, tahu tempe, sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta susu yang hanya ada di Jumat.

Wadah yang dipakai MBG ini stainless. Jadwal untuk mengantar makanan berbeda-beda. Ada yang pukul 07.30 WIB sudah diantarkan, ada yang pukul 09.30 WIB, dan pukul 12.00 WIB, disesuaikan dengan jam pelajaran masing-masing sekolah.

"Menu MBG sesuai arahan ahli gizi ya, harus ada karbo­hidratnya, proteinnya, kalo­rinya, nabatinya, dan lain sebagainya, sudah terpenuhi. Kita antar MBG ini pakai kendaraan operasional kami, ada yang pukul 07.30 sudah diantarkan, bahkan ada yang pukul 12.00 diantar itu untuk anak SMA," ujarnya.

Dikatakan Jamaludin, bahan baku yang didapat berasal dari warga sekitar yang me­miliki usaha terkait, seperti ayam dibeli dari peternak lokal, lalu telur juga sama, ikan dari pembudidayanya, dan beras dibeli dari pemilik penggilingan padi.

Namun, untuk sayur-sayuran tidak dibeli dari warga sekitar melainkan di pasar, karena tidak ada di wilayahnya yang menanam sayuran, seperti wortel, kol, seledri, dan lainnya.

Kata Jamaludin, jadwal ke­giatan di dapur MBG dimulai pukul 20.00 WIB, karyawan sudah mulai masak sampai pukul 04.00 WIB, dan pukul 07.30 WIB diantarkan ke sekolah.

Kemudian, pukul 12.00 WIB stainless bekas makan sudah diambil lagi dan pukul 13.00 WIB tim cuci mulai bekerja, sampai pukul 15.00 WIB tim yang bertugas menyiapkan bahan baku mulai bekerja.

"Jadi, karyawan di dapur MBG kami ada banyak yang dibagi ke beberapa tim, ada yang masak, lalu nyuci stain­less, menyiapkan bahan baku, antar makanannya dan la­innya. Semua karyawan ini, tentu saja mendapatkan gaji yang dilakukan oleh tim akunting dari pemerintah pusat," tuturnya.

Jamaludin mengatakan, kar­yawan yang bekerja di dapur MBG berjumlah 45 orang yang berasal dari warga sekitar yang belum punya pekerjaan, direkrut untuk berpartisipasi bekerja bersama.

Sumber: