Waspada Terpapar Terorisme Dari Medsos

Waspada Terpapar Terorisme Dari Medsos

Anggota Komisi XIII DPR RI Marinus Gea (tengah) didampingi Ketua Ketua FKPT Banten M. Chairil Anwar foto bersama dengan peserta Rembuk Merah Putih di Aula Blandongan Balai Kota Tangsel, Senin 25 Agustus 2025. -(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, CIPUTAT — Penyebaran pa­ham radikal dan terorisme kini tak cuma lewat dunia nya­ta. Melainkan, melalui dunia mayaa. Untuk itu, semua pihak diminta waspada ter­papar terorisme dan radika­lisme dari media sosial (med­sos).

Hal ini terungkap dalam Rem­buk Merah Putih yang digelar Forum Koordinasi Pen­cegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten bersama Ba­dan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Kota Tangsel, Senin 25 Agustus 2025.

Acara dengan tema ”Mewu­judkan Pemuda Pemudi Cer­das, Kritis dan Cinta Tanah Air” tersebut dilaksanakan di Aula Blandongan, Balai Kota Tangsel, Senin, 25 Agus­tus 2025.

Kegiatan tersebut dilaksa­nakan dalam rangka menum­buhkan semangat cinta tanah air dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan di masyarakat Banten. Rembuk Merah Putih merupakan kegiatan yang ber­tujuan untuk meningkatkan ke­sadaran dan partisipasi ma­syarakat dalam mencegah dan menanggulangi terorisme.

Rembuk Merah Putih terse­but dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masya­rakat dan pemuda. Antara lain Anggota Komisi XIII DPR RI Marinus Gea, Plt Direktur Perlindungan BNPT RI Kolonel (Cpl) Sigit Karyadi, Ketua FK­PT Banten M. Chairil Anwar dan lainnya.

Ketua FKPT Banten M. Chai­ril Anwar mengatakan, saat ini paham radikal terorisme sudah merebak kemana-mana dan khususnya di Provinsi Banten. 

”Kita pilih lokasi di Tangsel kan tahu sendirilah beberapa kali tindakan yang dilakukan penegak hukum terhadap pe­laku ada di Tangsel, ini me­ru­pakan wilayah yang berbasis yang sangat luar biasa untuk itu,” ujarnya seusai acara, Se­nin, 25 Agustus 2025.

Chairil menambahkan, pi­haknya melalui program pe­muda dan agama ingin mem­beritahu masyarakat dan mem­beri vaksin supaya me­reka memiliki ketahanan ter­hadap pengaruh-pengaruh radikal terorisme itu bisa me­reka antisipasi.

”Tujuan semua kegiatan ada­lah supaya tidak terpapar dan terpengaruh. Di era media sosial (medsos) ini yang luar biasa, banyakan dari medsos. Kita juga berikan pembelajaran bagaimana pembuatan video, film yang bagus untuk mem­bangkitkan semangat cinta tanah air,” tambahnya.

Menurutnya, 2 hingga 3 ta­hun lalu tidak terdengar ada aksi terorisme. Hal ter­sebut bukan berarti para pe­laku terorisme itu tidak ada, artinya mereka sudah sampai me­ngakar.

”Dengan adanya revisi Un­dang-Undang Nomor 15 tahun 2003 menjadi UU Nomor  5 tahun 2018 ini efektif dari segi pencegahan,” jelasnya.

”Karena, kalau dulu orang setelah melakukan aksi baru para penegak hukum bisa menangkap dan memproses secara hukum tapi, sekarnag tidak. Orang mengajak ujaran kebencian pun itu sudah bisa dikatergorikan terorisme, orang mengajak kegiatan teror, itu uda bisa dijerat uu teroris­nya. Pencegahannya itu lebih baik lagi,” ungkapnya

”Kami tidak bisa menyebut mana kabupaten kota se-Pro­vinsi Banten yang rawan ter­hadap terorisme tapi, semua menjadi kewaspaadan semua pihak,” tuturnya.

Sementara itu, Anggota Ko­misi XIII DPR RI Marinus Gea me­nga­takan, pihaknya ber­mitra dengan BNPT dan me­ngapresiasi program dari BN­­PT yang terus memberikan makna kepada lembagannya, me­laksanakan tugas dan fung­si yang sesungguhnya.

Sumber: