Waspada DBD Saat Peralihan Musim Kemarau ke Hujan

Waspada DBD Saat Peralihan Musim Kemarau ke Hujan

Anak-anak TK bermain air saat disirim oleh petugas saat mengunjungi kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel beberapa waktu lalu. -Tri Budi/tangerangekspres.id-

Allin mengaku, dengan menguras, menutup, mendaur ulang dan menghindari gigitan nyamuk itulah yang harus kita lakukan saat ini. Bila memungkinkan masyarakat bisa menggunakan kelambu. Namun. Penggunaan kelambu saat ini sudah jarang dilakukan dan ditemui.

 

"Kalau pakai kelambu hari ini pasti masyarakat malas. Penggantinya bisa pakai lotion anti nyamuk saja yang praktis.

Kelambu sebernya manfaat luar biasa untuk menghindari gigitan nyamuk tapi, untuk saat ini sudah jarang masyarakat  yang pakai," jelasnya.

 

Mantan Direktur RSU Kota Tangsel ini mengungkapkan, sejak Januari hingga 7 September 2024 diwilayahnya telah terjadi 680 kasus DBD. "Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding kasus DBD selama 2023 yang hanya 420 kasus," tuturnya.

 

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Tangsel Eliwedi Erni mengatakan, DBD merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue. 

 

Sampai saat ini belum ada obat yang spesifik tapi, bila pasien DBD berobat dini, maka kasus-kasus tersebut dapat diselamatkan. Salah cara yang dapat dilakukan adalah menghindari gigitan nyamuk penular DBD. 

 

"Jadi upaya pengendalian DBD ini penting dan terutama mengendalikan jentik dan nyamuk penular serta upaya membatasi kematian karena DBD," ujarnya.

 

Sebagai upaya pencegahan, pihaknya melakukan berbagai upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3 

M plus dengan program gerakan 1 rumah 1 jumantik.

Sumber: