Belasan Ibu-ibu Pilih KB Steril

Belasan Ibu-ibu Pilih KB Steril

Peserta KB metode operasi wanita (kiri) mengisi daftar hadir sebelum dilakukan tindakan di RSIA Permata Sarana Husada, Kamis, 21 Agustus 2025. -(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, PAMULANG — Dinas Pember­dayaan Perempuan, Perlindu­ng­an Anak, Pengendalian Pen­­duduk dan Keluarga Beren­cana (DP3AP2KB) Kota Tangsel melakukan layanan keluarga berencana (KB) metode operasi wanita (MOW).

Pelayanan MOW dalam rang­ka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia tersebut dilaksanakan di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Permata Sa­rana Husada yang ada di Pa­mulang, Kamis, 21 Agustus 20­25. DP3AP2KB Tangsel ker­ja­sama dengan RSIA Permata Sarana Husada lantaran rumah sakit tersebut telah dipinjamkan alat untuk MOW, yakni mesin Leparaskopi. 

Alat tersebut dipinjamkan oleh Pemkot Tangsel dan pe­nyerahan dilakukan oleh Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie kepada Direktur RSIA Permata Sarana Husada Novi Gracia pada Juli 2024.

Penata Kependudukan Dan KB Muda pada DP3AP2KB Ko­ta Tangsel Aryo Darmawan mengatakan, layanan yang di­berikan kali ini adalah KB metode operasi wanita (MOW) atau steril wanita atau kon­trasepsi mantap atau tubektomi.

”Kita dalam 1 tahun diberikan target dari BKKBN sebanyak 55 akseptor atau orang untuk KB MOW. Kita sudah lakukan ini dari Februari 2025 dan ini layanan keempat, rencanya tahun ini ada 5 kali. Satu kali layanan kita targetkan 11 aksep­tor,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis 21 Agustus 2025.

Aryo menambahkan layanan keempat yang dilakukan hari ini dilaksanakan dalam rangkai HUT ke-80 Republik Indonesia. Akseptor yang dilayani berasal dari masyarakat yang tinggal di Kota Tangsel yang sudah dilakukan skrining sebelum kegiatan. 

”Mereka kita data, kemudian kita skrining dan yang men­skri­ning RSIA Permata Sarana Hu­­sada langsung mulai dari pemeriksaan darah lengkap, HIV, hepatitis. Skrining HIV ini supaya terhindar dari pe­nu­laran HIV dann lainnya,” tam­bhnya.

Menurutnya, ada 15 orang perempuan yang diskrining sehari sebelum pelaksaan na­mun, hanya 11 orang yang lolos. Yang tidak lolos bukan karena HIV tapi, ada yang mun­dur karena takut, secara fisik tidak siap dan lainnya.

”Yang dioperasi MOW ini adalah wanita atau ibu yang sudah mantap tidak ingin punya anak lagi dan mereka sudah diberi persetujuan oleh suami. Kalau suami tidak se­tuju maka tidak akan kita la­yani,” jelasnya.

Pihaknya berharap akseptor yang ikut dapat mengikuti layanan ini dengan mantap, iklas, yakin bahwa tidak ingin punya anak lagi. Perempuan yang mengikuti layanan ter­sebut usianya harus diatas 30 tahun dan minimal memi­liki 2 anak.

”Bisa dibawah 30 tahun dan dibawah punya anak 2 bila pada saat kelahiran anak per­tama itu mengalami kejadian yang mengancam jiwa. Karena, selain secara medis bila dia akan hamil lagi akan terjadi pengalaman sebelumnya ma­suk ICU dan hampir mening­gal, pasangan ini sudah setuju juga untuk kontrasepsi man­tap,” ungkapnya.

Aryo menuturkan mencari akseptor wanita tidaklah mu­dah dan peserta MOW tersebut berasal dari seluruh Kota Tang­sel. 

Mereka dilakukan skrining oleh PLKB (penyuluh lapa­ngan kekuarga beren­cana). PLKB tersebut adalah petugas dari DP3AP2KB yang hadir di 54 kelurahan, total ada 38 PLKB.

”Mereka memiliki kader PL­KB untuk cari akseptor dan ke­mudian menghubungi PL­KB. PLKB ini yang mendaftar dan menghubungi dinas,” te­rangnya.

Sumber: