30 Persen Wilayah di Indonesia Baru Memasuki Musim kemarau

30 Persen Wilayah di Indonesia Baru Memasuki Musim kemarau

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Hartanto.-Tri Budi/tangerangekspres.id-

TANGERANGEEKSPRES.ID - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II mengaku musim kemarau tahun ini mengalami kemunduran dan diprakirakan akan berlangsung lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

 

Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen Zona Musim (ZOM) di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Padahal secara klimatologis, pada periode ini biasanya lebih dari 60 persen wilayah sudah mengalami musim kemarau.

 

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Hartanto mengatakan, sejak Mei 2025, terjadi anomali curah hujan di atas normal, sehingga sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek masih mengalami hujan, bahkan hujan ekstrem tercatat pada awal Juli. 

 

"Kondisi ini turut dipengaruhi oleh melemahnya angin monsun Australia, yang biasanya membawa udara kering ke wilayah Indonesia," ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.ID, Senin (7/7/2025). 

 

Hartanto menambahkan, aktivitas fenomena atmosfer global seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang ekuator Kelvin dan Rossby, serta suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia, mendukung pembentukan awan dan pertumbuhan hujan.

 

"Akibatnya, kelembapan udara tetap tinggi dan potensi hujan masih terjadi hingga saat ini," tambahnya.

 

Menurutnya, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, hingga sepekan kedepan wilayah Pulau Jawa bagian Barat dan Tengah, termasuk Jabodetabek berpotensi mengalami hujan lebat hingga sangat lebat. 

 

Sumber: