Perdagangan Bebas ASEAN Tak Akan Bikin Banjir Impor
JAKARTA-Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) akan dilakukan pekan depan. "Minggu depan akan ditandatangani dan ini memang sekarang kita masih menunggu," ujarnya dalam dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/11), seperti dikutip Kompas.com. RCEP merupakan rencana perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN, yakni Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Selain itu, ada lima negara mitranya yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Sehingga, saat ini ada 15 negara yang akan menandatangani perjanjian tersebut. India telah memutuskan keluar dari kesepakatan tersebut pada November 2019, sampai saat ini tetap memilih tak bergabung lagi, meski negara-negara yang dalam perjanjian RCEP masih membuka pintu bagi India. "Ini terobosan sangat besar atau signifikan karena tidak hanya ASEAN saja, tapi ada 15 negara yang akan memberikan sinyal positif bagi peningkatan perdagangan," ujarnya. Meski penandatanganan RCEP membuka perdagangan bebas, Agus memastikan, pasar perdagangan Indonesia tidak akan dibanjiri oleh barang-barang impor dari negara-negara tersebut. "Impor tidak akan banjir karena kita semua sepakat di negara-negara ASEAN untuk melindungi seluruh ASEAN. Ini akan berdampak positif jadi tidak akan ada penambahan impor," kata Agus. Agus mengatakan, pihaknya juga telah memetakan strategi khusus untuk mencegah terjadinya lonjakan impor. Salah satunya dengan mempersiapkan peningkatan kualitas dan daya saing dari barang-barang produksi dalam negeri. Agus Suparmanto juga menyampaikan, Indonesia mendukung program pemulihan ekonomi di kawasan ASEAN dengan melaksanakan kerja sama transformasi digital dan mengimplementasikan penanganan hambatan nontarif perdagangan produk-produk barang esensial di kawasan ASEAN. Inisiatif pemulihan itu merupakan hasil keputusan KTT ke-36 ASEAN yang berlangsung pada Juni 2020. Rencananya, kerangka kerja dan program pemulihan menyeluruh yang meliputi pilar politik dan keamanan, ekonomi, serta sosial dan budaya ASEAN akan dilaporkan dalam KTT ke-37 ASEAN. “Kondisi saat ini harus dipandang sebagai peluang mengembangkan infrastruktur digital dan digitalisasi usaha guna meningkatkan peran ASEAN dalam rantai pasok regional dan global. Program pemulihan ekonomi harus fokus pada kedua hal tersebut,” tegas Agus. Para menteri juga sepakat pelaksanaan prioritas dan pemulihan ekonomi tetap menjadi target utama ASEAN, meski terdapat beberapa kegiatan yang penyelesaiannya tertunda karena pandemi. Selain itu, para menteri mendorong adanya konsolidasi strategi ASEAN yang melibatkan seluruh pilar Masyarakat ASEAN dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 (4IR). “Kesungguhan seluruh negara ASEAN untuk melaksanakan program pemulihan dan bekerja sama menghadapi 4IR merupakan kunci keberhasilan ASEAN untuk memulihkan perekonomiannya,” ucap Agus. (kom/med)
Sumber: