Lenyapkan Virus Corona, Disiplin Patuhi PSBB

Lenyapkan Virus Corona, Disiplin Patuhi PSBB

TIGARAKSA-Pemkab Tangerang sedang mempersiapkan dengan matang pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dalam membatasi aktivitas warga, tak sekadar menjaga jarak atau membatasi penumpang di angkutan umum semata. Bupati Tangerang A.Zaki Iskandar ingin, PSBB benar-benar efektif sehingga bisa melenyapkan wabah virus Corona. Efek dari PSBB ini yang sedang dipikirkan dan dicarikan solusinya, agar warga disiplin mematuhi PSBB. "Kunci sukses PSBB untuk memutus mata rantai virus Corona adalah disiplin mematuhi PSBB. Mari kita bergotong royong, bersatu melawan virus ini dengan disiplin mematuhi PSBB," katanya. Ia mengatakan ada beberapa yang sedang dimatangkan saat ini. Seperti pendataan warga penerima bantuan jaringan pengaman sosial (JPS). Kemudian, kesiapan personel, kesiapan satuan gugus di RT dan RW. "Ini semua sedang kami matangkan. Dan proyeksi anggaran juga kebutuhan dalam pelaksanaan PSBB ini. Sebetulnya semua ini sudah kita serahkan ke Pak Gubernur. Kemarin ada masukan dan catatan dari Pak Gubernur untuk kita lengkapi," lanjutnya. Dalam waktu bersamaan secara pararel, Zaki menegaskan sedang mempersiapkan seluruh fasilitas, sarana dan pra-sarana untuk persiapan PSBB. Menurutnya, Kabupaten Tangerang sejatinya membutuhkan waktu lebaih panjang untuk sosialisasi PSBB. "Karena wilayah kita ini lebih luas dari DKI Jakarta. Kemungkinan paling cepat kita bisa laksanakan PSBB, hari Jumat minggu depan. Atau mungkin hari Sabtunya. Agar warga tersosialisasi terlebih dahulu," lanjutnya. Ia mengatakan ada beberapa hal seperti transportasi umum, ojek daring dan lain sebagainya harus memahami betul tentang PSBB. Untuk menjaga jarak, dan memakai masker sudah tersosialisasi. "Itu sudah kita sosialisasikan dan alhamdulillah hari ke hari warga sudah menyadari pentingnya memakai masker apabila mereka ke luar rumah. Dan juga jaga jarak. Nah, ini yang paling penting sebetulnya," kata Zaki. Sementara untuk pentingnya sering cuci tangan, peliburan sekolah, pabrik atau perkantoran semua sudah ditersosialisasi dan terlaksana. Untuk penutupan akses jalan dari dan ke Kabupaten Tangerang Zaki belum memutuskan. Karena masih menunggu keluarnya Peraturan Gubernur Banten soal PSBB. "Kita lihat saat PSBB di Jakarta. Mungkin ada cek poin tertentu di beberapa ruas jalan utama. Untuk mengingatkan pengguna jalan nanti," tandasnya. Pemkab Tangerang sudah menyiapkan bantuan jaring pengaman sosial (JPS) bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2020 sebesar Rp150 miliar. Calon penerima merupakan warga rentan miskin terdampak wabah virus Corona. Besarannya Rp600 ribu perbulan selama tiga bulan, setiap kepala keluarga (KK). Warga penerima akan mendapat kartu khusus dan uang ditransfer ke rekening bank penerima bantuan. Syaratnya, calon penerima bantuan tidak sedang menerima bantuan sosial lain. Seperti, program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan non-tunai (BPNT) dan bantuan langsung tunai (BLT). Bupati Tangerang, A. Zaki Iskandar mengatakan, nama-nama calon penerima bantan dari JPS akan diumumkan di website Pemkab Tangerang. Ini guna memastikan tidak ada data ganda penerima bantuan sosial lain. “Begitu ditayangkan, belum tentu dapat kartunya langsung. Karena mencetak kartu dan rekening membutuhkan waktu di bank masing-masing,” jelasnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (14/4). Ia mengungkapkan, dibutuhkan waktu hingga satu minggu guna mencetak dan distribusi kartu sejak nama calon penerima tertera di website pemkab. “Nanti akan kita sisir melalui RT dan RW diketahui kepala desa atau lurah setempat. Bagi warga ber-KTP di luar Kabupaten Tangerang bisa mendapat bantuan dengan menyertakan keterangan surat domisili,” jelasnya. Zaki sudah memerintahkan camat untuk mendata warga miskin baru terdampak Covid-19 di luar data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Dimana ada kriteria calon penerima bantuan JPS dari pemkab. Yakni, keluarga pasien dalam pengawasan atau anggota keluarga yang meninggal terjangkit Corona. Lalu, asisten rumah tangga, pekerja yang dirumahkan atau dipecat, tukang ojek pangkalan, tukang becak, dan sopir angkutan umum yang tidak beroperasi. “Termasuk pedagang asongan. Pedagang keliling yang sudah tidak bekerja lagi. Tenaga harian lepas seperti tukang bangunan dan buruh. Janda dengan kondisi ekonomi rentan. Petani penggarap dan nelayan. Serta penyandang disabilitas,” tegasnya. Ia menerangkan, jumlahnya mencapai 83.333 KK calon penerima bantuan setiap bulan selama tiga bulan kedepan. Senada, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat mengatakan, angka calon penerima 83.333 KK. Dihitung dari anggaran sebesar Rp150 milar. Data calon penerima bantuan dibuat lengkap dengan nama dan alamat rumah (by name by addres). “Sementara anggaran yang dipersiapkan hanya untuk tiga bulan kedepan. Setelah itu kita lihat seperti apa dan kita berharap Corona selesai tiga bulan kedepan,” ujarnya. Ujat mengungkapkan, bantuan kepada warga terdampak Covid-19 juga akan bersumber dari anggaran desa. Ia menegaskan, data calon penerima bantuan dari anggaran desa dipastikan berbeda dari penerima jaringan sosial pemkab. “Setelah kita hitung ada di kisaran angka Rp500 juta per desa totalnya secara keseluruhan desa Rp123 miliar dana dari anggaran desa. Prinsipnya penerima bantuan tidak boleh tumpang tindih dan melihat dari asas keadilan,” ujarnya. Adapun bantuan sembako sedang dibicarakan dengan pihak ketiga melalui dana corporate social responsibility (CSR). Ujat mengatakan, sudah tersedia 10 ton beras di dinas sosial yang akan dibagikan kepada warga menjelang Ramadan. “Teknis pembagiannya belum, apakah kecamatan yang akan membagikan, mendata dan mengatur untuk sembako itu. Ini bagaimana teman-teman di bawah mendata bagaimana meng-cluster prioritas calon penerima bantuan,” jelasnya. (sep)

Sumber: