Tawuran, Siswa SMP Tewas

Tawuran, Siswa SMP Tewas

TIGARAKSA-Dua kelompok pelajar SMP bentrok. Dalam tawuran brutal di belakang kawasan pergudangan Desa Cisereh, Kecamatan Tigaraksa, Jumat (29/11), kedua kubu mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Oka Mahendra, tersungkur akibat sekujur tubuhnya dihujani senjata tajam. Remaja 14 tahun itu akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RS Taubat Balaraja. Pengakuan keluarga, pada tubuh Oka terdapat banyak luka bacok. Namun, yang terparah tusukan pada bagian samping dan punggung. Luka pada dada samping itu menembus paru-paru yang mengakibatkan pendarahan. Paru-paru anak sopir truk tersebut bocor. Aksi tawuran itu sempat diterekam oleh warga. Dalam video berdurasi 30 detik itu, tawuran terjadi di jalan raya yang sedang lengang. Satu orang anak memakai jaket putih membawa bambu panjang dikeroyok. Ia sendirian melawan empat orang. Di mana satu orang membawa celurit. Anak dengan jaket putih diketahui, Oka Mahendra. Lalu, anak yang membawa senjata celurit mengayunkan hingga lima kali ke arah Oka. Mengenai, lengan, leher, punggung, dan pinggang. Kakek korban, Tajuk (60) mengatakan, Oka merupakan cucunya yang pekerja keras dan membantu ekonomi orang tuanya. Ia menerangkan, ayah korban sehari-hari bekerja sebagai sopir dan pekerja serabutan. “Oka anak pertama dari lima bersaudara," katanya saat ditemui Tangerang Ekspres di rumah duka di Kampung Kedongdong RT01/04, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Senin (2/12). Oka adalah anak dari pasangan Arsita dan Asih. Menurut Tajuk, Oka sepulang sekolah bekerja paruh waktu sebagai tukang cuci motor di Desa Bugel, Kecamatan Tigaraksa. Selepas bekerja, Oka mengasuh adik-adiknya sambil belajar mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. “Bekerja lepas pulang atau libur sekolah. Ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Anaknya juga pendiam dan tidak banyak bicara,” katanya sambil meneteskan air mata. Walaupun pendiam, Tajuk mengungkapkan, Oka suka bercanda dengan adik-adiknya. “Gajinya selalu ia bagikan kepada adiknya untuk keperluan sekolah dan uang jajan adiknya yang tidak sekolah. Selain itu, ia menabung,” katanya. Tajuk berharap polisi dapat menangkap dan menghukum pelaku yang membacok cucunya hingga meninggal dunia. “Saat berada di rumah sakit nyawa Okta tidak bisa tertolong. Lantaran mengalami luka berat akibat serangan senjata tajam di bagian dada hingga mengenai paru-paru," ungkapnya. Ia mengatakan, Oka sejatinya sudah dicegah untuk tidak ikut tawuran. "Ia nekat karena dipaksa oleh temannya,” ungkapnya. Dari informasi yang berhasil dikumpulkan Tangerang Ekspres, diketahui, pemicu aksi tawuran pelajar tersebut, dikarenakan adanya tindakan saling mengejek. Para pelajar membandingkan sekolahnya dengan sekolah lain melalui grup WhatsApps. Oka Mahendra, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cirende, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa. (mg-10)

Sumber: