Liverpool vs Arsenal (3-1), 12 Laga Selalu Menang
LIVERPOOL menunjukkan diri sebagai kandidat peraih gelar juara Liga Primer Inggris 2019-2020 usai meraih kemenangan atas salah satu pesaingnya Arsenal dengan skor 3-1 di pekan ketiga, Minggu (25/8) dinihari WIB. Hasil ini juga mengantar The Reds mencatat rekor kemenangan di 12 laga tanpa putus. Ini adalah rekor terbaik Liverpool di Liga Primer. Sebelum bentrik di Anfield, kedua tim sama-sama memborong kemenangan dalam dua pekan pertama dan bertengger di posisi terbaik klasemen. Namun, kini cuma Liverpool yang berdiri sebagai pemilik tunggal rekor 100 persen. Laskar Jurgen Klopp tampil trengginas sejak sepak mula. Meski sempat beberapa kali terancam oleh serangan balik Arsenal yang diinisiasi Nicolas Pepe, dominasi Liverpool berujung hasil akhir meyakinkan. Sundulan Joel Matip memecahkan kebuntuan jelang turun minum tepatnya di meni 41. Mohamed Salah kembali membuktikan tajinya di babak kedua lewat persembahan dua gol, yang pertama lewat eksekusi penalti brilian di menit ke-49 dan kedua dari tendangan terukur usai memotong ke dalam di menit ke-58. Lucas Torreira memperkecil kekalahan Arsenal lewat gol di menit 85. Sementara itu tambahan dua gol Salah membuatnya telah terlibat dalam kreasi tujuh gol pada enam duel Liga Primer melawan The Gunners, dengan perincian lima gol plus dua buash assist. Superioritas atas Arsenal menuliskan tinta emas untuk skuat Klopp karena ini menandai torehan kemenangan ke-12 berturut-turut Liverpool, rekor terbaik klub di Liga Primer. Rangkaian ini dimulai pada Maret lalu ketika The Reds melibas Burnley 4-2. Secara keseluruhan, selusin kemenangan ini juga menyamai catatan terpanjang Liverpool di liga era First Division, tercipta antara April hingga Oktober 1990 dibawah komando Kenny Dalglish. Dalam konteks terkini, tentu The Anfield Gang berharap menjadi milestone ini akan menjadi modal berharga klub untuk akhirnya menuntuskan gelar liga selama tiga dekade. Usai laga Klopp memuji habis penampilan anak buahnya dan Mohamed Salah yang mampu mencetak brace ke gawang Arsenal, termasuk sebuah gol individual istimewa. "Identitas kami adalah bermain dengan intensitas tinggi dan kami telah menunjukkannya hari ini. Banyak orang yang mempermasalahkan lini belakang kami, tapi yang terpenting adalah bagaimana respons kami terhadapa situasi tertentu," ucap Klopp. Dan Klopp mengaku terkejut dengan penampilan Arsenal. "Saya pikir Anda harus miliki lawan seperti Arsenal. Kami sedikit terkejut dengan tahu mereka. Kami tidak tahu bahwa mereka akan bermain dengan formasi 4-3-3 diamond, tapi kami mengubah situasi yang ada dan mengatasinya dengan sangat baik," ungkap Klopp. Performa Liverpool sempat menurun di sepuluh menit terakhir pertandingan, yang membuat Arsenal bisa memperkecil keadaan via Lucas Torreira. Nmaun, Klopp tidak mempermasalahkan hal itu. "Sepuluh menit terakhir saya melihat penguasaan bola -53 berbanding 47 atau sekitar itu tetapi lebih dari 80 menit jalannya pertandingan sangat berbeda. Selama 80 menit kami sepenuhnya mengendalikan pertandingan," jelas Klopp. "Baru awal musim, tapi kami sudah tampil brilian. Ini luar biasa, sebuah performa penuh tenaga, energi, dan gairah," ucap Klopp. "Kami bukan Disneyland. Mustahil bagi kami untuk memuaskan semua orang setiap detik," imbuh Klopp. Sementara soal gol penalti Salah, Klopp tidak mau mempermasalahkan. Dirinya memilih berkomentar soal gol kedua pemain asal Mesir itu. Salah menggandakan skor menjadi 2-0 lewat penalti akibat dilanggar David Luiz. Winger Mesir itu kemudian mencetak gol individual menawan setelah mengelabui Luiz di lini tengah. "Keputusan terkait penalti itu sudah tepat. Sedangkan gol kedua Mo benar-benar luar biasa, tetapi performa anak-anak di laga ini memang hebat," tukasnya. Di kubu Arsenal Unai Emery mengaku tetap optimis denga prospek skuatnya di musim ini meski menelan kekalahan atas Liverpool. Emery melihat sejumlah sisi positif, seperti performa impresif dari Nicolas Pepe dan Joe Willock. "Di babak pertama, transisi bermain kami berjalan bagus dan sejumlah peluang tercipta. Keputusan penalti (Salah) itu terlalu lunak, tetapi kami membuat respons bagus setelah tertinggal 2-0," kata Emery kepada BBC Sport. "Ya, kami kecewa dengan kekalahan 3-1 ini. Namun, setelah melihat performa sejumlah pemain, kami harus optimistis. Kami harus memperbaiki aspek penguasaan bola dan mengatasi tekanan. Dalam hal ini, Liverpool adalah yang terbaik," kata Emery. "Kami harus realistis, tetapi kami harus bekerja keras untuk mencapai level itu. Menurut saya, terlepas dari hasil akhir, kami mampu menampilkan performa yang cukup menjanjikan," tutupnya. (apw/gdc)
Sumber: