13 Desa Krisis Air Bersih
SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat hingga awal Agustus 2019, ada 13 desa di enam kecamatan di Kabupaten Serang yang mengalami krisis air bersih. Kekurangan air yang disebabkan musim kemarau itu diperkirakan akan meluas ke beberapa kecamatan lainnya. Ke-13 desa tersebut, yakni Domas, Sukajaya, Pulo Kencana di Kecamatan Pontang, Desa Tonjong, Pamengkang, Teluk Terate, dan Toyomerto di Kecamatan Kramatwatu, Desa Purwodadi, Pegandikan, Lebak Wangi, Bolang di Kecamatan Lebak Wangi, Desa Lebak di Kecamatan Ciomas, Desa Walikukun di Kecamatan Carenang, dan Desa Laban di Kecamatan Tirtayasa. Koordinator Pusat Pengendali Operasional (Pusdalops) BPBD Kabupaten Serang, Jhoni E. Wangga mengatakan keenam kecamatan yang mengalami krisis air tersebut telah mengajukan surat permintaan pendistribusian bantuan air beberapa hari yang lalu. “Kita langsung terima suratnya, dan kita langsung assassment (penilaian),” katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (2/8). Menurut dia, karena musim kemarau diperkirakan masih cukup panjang maka beberapa kecamatan lainnya berpotensi mengalami hal yang sama. Beberapa kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Binuang, Bandung, Tanara, Kibin, dan Cikande. “Data ini berdasarkan tahun kemarin yang mengalami krisis air, jadi kemungkinan akan ada permintaan air lagi,” ujarnya. Ia mengatakan pihaknya harus mempersiapkan kebutuhan air yang cukup banyak untuk mencukupi daerah yang mengalami krisis air. “Persediaan kita harus lebih banyak dari tahun kemarin, karena khawatir akan lebih banyak (kebutuhannya),” paparnya. Adapun untuk pendistribusian air bersih, kata dia, per hari pihaknya akan mengirimkan dua unit kendaraan dengan masing-masing bermuatan 5.000 liter ke desa-desa yang krisis air. Dua unit tersebut dianggap masih belum cukup, namun hal tersebut tidak akan mengurangi upaya yang dilakukan BPBD. “Sebenarnya kita ada empat unit kendaraan, tapi yang dua ini standby untuk jaga-jaga bila ada kebakaran. Dari dua unit yang kita punya, masing-masing akan mendistribusikan air dua kali yaitu pagi dan sore di tempat yang beda,” tuturnya. Ketua Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Serang, Nana Sukmana Kusuma mengatakan pihaknya telah mengatur jadwal pendistribusian air ke desa yang mengalami krisis air. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir adanya kecemburuan. “Untuk alokasinya nanti pihak kecamatan dan desa yang membaginya, kebetulan ini hari kedua dalam mendistribusikan air,” katanya. Akan tetapi, kata dia, karena kebutuhan air yang cukup banyak, maka pihaknya meminta bantuan kepada lembaga nonpemerintahan untuk mendistribusikan air kepada warga yang membutuhkan. “Meskipun mereka tidak memiliki unit, paling tidak mereka mau mendistribusikan air, nanti kita yang mengambil airnya, karena kita juga cukup jauh bila harus kembali ke kantor,” ujarnya. (mam/tnt)
Sumber: