Warga Diminta Waspada Heptitis B

Warga Diminta Waspada Heptitis B

TIGARAKSA – Infeksi virus HBV mulai menjalar masyarakat Kabupaten Tangerang. Penyakit ini menyerang pada organ hati yang bisa menyebabkan kondisi kronis dan akut bagi penderitanya. Sejauh ini dinas kesehatan menerima laporan dari rumah sakit hingga Juni 2019 sebanyak 50 orang. Rata-rata disebabkan kontak darah serta hubungan badan dengan penderita yang sudah terinfeksi. Kepala Badan Pencegahan Persebran Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tramidzi mengatakan, virus HBV menjadi penyebab masyarakat terkena Hepatitis B yang dapat menular melalui kontak darah dan sperma. “Hepatitis B yang rata-rata melalui hubungan seksual efeknya langsung ke kanker hati. Serta menjadi program pencegahan dari Kemenkes,” ujarnya, melalui sambungan seluler kepada Tangerang Ekspres, belum lama ini. Lanjut Hendra, secara statistik puskesmas tidak dapat mendeteksi penderita Hepatitis B, namun dapat dideteksi dari alat medis yang tersedia di rumah sakit. Hingga Juni 2019 penderita penyakit tersebut sebanyak 80 orang yang berasal dari rumah sakit se-Kabupaten Tangerang. “Laporan dari rumah sakit 0,035 persen dari jumlah penduduk kita terkena hepatitis B hasil dari persatuan dokter penyakit dalam. Kalau yang kita temukan mencapai 80 kasus dan masih banyak lagi yang harus kita kerjakan,” terangnya. Secara medis gejala penderita Hepatitis B sulit dikenali bahkan untuk beberapa kasusu tidak ada kemunculan ciri-ciri terjangkit penyakit tersebut. Virus biasanya berkembang selama satu hingga lima bulan hingga kemunculan gejala pertama. “Umumnya kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, serta sakit kuning dilihat dari kulit dan putih mata yang menguning. Gejalanya mirip pilek misal lelah, nyeri pada tubuh, dan sakit kepala,” teranganya. Kata Hendra, penyebab terjangkit Hepatitis B selain dari kontak seksual yakni berbagi jarum suntik baik disengaja ataupun tidak disengaja.  Serta pada bayi yang dalam kandungan dimana sang ibu terkena Hepatitis B. “Alat suntik yang sudah terkontaminasi Hepatitis B sangat berisiko menularkan dan saat persalinan ibu yang juga penderita hepatitis B dapat menularkan kepada bayinya,” imbuhnya. Untuk diagnosis penyakit hepatitis B dapat melalui serangkaian pemeriksaan darah mulai test antigen dan antibodi untuk virus HBV. Dimana ada tiga jenis pemeriksaan antigen diantaranya test hepatitis B surface antigen (HbsAg), hepatitis B core antigen (HbcAg), serta pemeriksaan dengan antibodi hepatitis B surface antigen (anti-HbsAg). “Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dalam mendaiagnosis penyakit hepatitis B,” katanya. Hendera menuturkan, pemeriksaan darah untuk melihat fungsi hati dilakukan untuk memeriksa adanya kemungkinan menderita penyakit hati lainnya. Hal ini dikarenakan gejala hepatitis B seringkali menyerupai penyakit lainnya. “Untuk itu saya mengimbau masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat dan bersih untuk mencegah penularan penyakit hepatitis B. Terutama menghindari kontak darah dan seksual dengan penderita,” tukasnya. (mg-10/mas)

Sumber: