Cegah DBD, Satu Rumah Satu Jumantik
PASAR KEMIS – Memasuki musim hujan, membuat UPT Puskesmas Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang mengambil langkah-langkah antisipatif. Mereka meminta desa untuk terus mendorong terwujudnya satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). “Dalam pencegahan DBD (demam berdarah dengue), paling efektif dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” terang dr. Salwah, Kepala UPT Puskesmas Pasar Kemis, yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/1). Disebutkan Salwah, kalau langkah paling efisien adalah dengan keberadaan jumantik di setiap rumah. Sebab, tugas jumantik ini tidak hanya memantau perkembangan jentik, tetapi juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk. “Setiap ditemukan jentik, petugas memang berkewajiban untuk melakukan pembersihan,” terang Salwah. Berdasarkan data UPT Puskesmas Pasar Kemis, sebanyak 14 penderita DBD pada 2016, empat penderita DBD pada 2017, hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia. Kemudian, hanya satu penderita DBD pada 2018 lalu. Salwah mengatakan, angka penderita DBD cukup tinggi pada 2016. dengan begitu, pihaknya membentuk kader jumantik pada 2017. Pada saat itu, dibentuk 20 kader jumantik untuk setiap satu desa atau kelurahan di Kecamaan Pasar Kemis. “Alhamdulillah, kasus DBD pada 2017, menurun menjadi hanya empat kasus DBD saja,” kata Salwah, kepada Tangerang Ekspres. Jamsar, Koordinator Program DBD UPT Puskesmas Pasar Kemis mengatakan, guna menekan kasus DBD, pihaknya melaksanakan progam 'Satu Rumah Satu Kader Jumantik DBD' pada awal 2018. Disamping itu, pihaknya secara berkala melakukan penyuluhan tentang DBD kepada seluruh kader. “Sehingga, kami bersyukur hanya ada satu kasus DBD pada 2018. Sebab, program kepala keluarga harus jadi kader jumantik DBD di rumah masing-masing berjalan baik,” ujarnya. Ia menjelaskan, tugas kader jumantik yaitu tiga sampai tujuh hari memantau bak mandi atau tempat penampungan air menggunakan senter. Lalu, mengaktifkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan program 3M Plus. “3M Plus, yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Kemudian, plusnya yakni memelihara ikan pemakan jentik di tempat penampungan air,” jelasnya. Ia menambahkan, gejala penderita DBD, si penderita akan mengalami demam tinggi selama tiga hari. Hari berikutnya, demam turun. Namun, pada demam turun itulah masa kritis bagi penderita DBD. “Jadi, ketika awal demam tinggi itu, sebaiknya langsung dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit,” sarannya. (mg-2/mas)
Sumber: