BJB NOVEMBER 2025

50 Atlet Disabilitas Tanding di Tujuh Cabor

50 Atlet Disabilitas Tanding di Tujuh Cabor

Para pejabat daerah foto bersama Atlet yang mengikuti Pekan Paralimpik Kota Serang (Peparkot) 2025 di Gedung Gelanggang Remaja (GGR) Ciceri, Kota Serang, Senin (22/12). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

“Kegiatan seperti ini mem­buk­tikan bahwa Pemerintah Kota Serang memberikan ruang dan kesempatan bagi saudara-saudara kita penyan­dang disa­bilitas,” kata Ibra.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemkot Serang menyediakan ber­bagai fasilitas pendukung agar atlet disabilitas dapat mengikuti kegiatan dengan optimal. “Kami memfasilitasi kebutuhan mereka, seperti alat bantu dengar dan kursi roda, supaya teman-teman yang memiliki keterbatasan tetap bisa mengikuti kegiatan seperti hari ini dengan baik,” pung­kasnya. 

Ketua NPC Kota Serang M. Yusuf menjelaskan bahwa da­lam olah­raga disabilitas ter­dapat klasifikasi khusus yang harus dipenuhi oleh setiap atlet sebelum dapat meng­ikuti per­tandingan.

“Untuk disabilitas itu ada kla­sifikasi yang harus dipenuhi, baik secara ketunaannya seperti apa. Untuk disabilitas intelek­tual, batas maksimalnya di angka 75. Kalau di ambang 75 itu ada klasifikasi let up atau let end,” jelas Yusuf.

Ia menambahkan, keterbatas­an klasifikasi tersebut menjadi salah satu alasan NPC Kota Serang saat ini baru memak­simalkan tujuh cabang olahraga. 

“Di sini kita baru memak­simalkan di tujuh cabor dulu, karena bebe­rapa terkendala klasifikasi atau ketunaannya. Kita tidak bisa me­mak­sakan atlet kalau tidak meme­nuhi syarat klasifikasi,” katanya.

Yusuf mengungkapkan, persiap­an Peparkot 2025 telah dilakukan sejak awal dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari tenaga medis hingga pendamping atlet disabilitas. “Persiapan kita dari awal itu mulai dari kedokteran, kemu­dian koordinasi dengan pen­damping disabilitas. Karena atlet disabilitas itu harus didam­pingi oleh orang yang benar-benar memahami disabilitas­nya,” ujarnya.

Menurutnya, pendamping men­jadi elemen penting, ter­utama bagi atlet tunanetra yang mem­butuhkan pemandu khusus saat bertanding. 

“Kalau misalnya tu­nanetra itu harus ada guide. Kalau tidak ada guide, atlet tunanetra akan sangat kesulitan. Jadi kesiapan pen­damping itu sangat menentukan,” jelas Yusuf.

Terkait target prestasi, Yusuf berharap NPC Kota Serang dapat meningkatkan capaian dibanding­kan tahun sebe­lumnya yang berada di pe­ringkat kelima. 

“Tahun 2025 kita peringkat ke­lima. Mudah-mudahan ke depan ada peningkatan, dan untuk 2026 kita berdoa dan berusaha agar bisa meraih lebih banyak medali emas di Peparprov Banten,” pung­kasnya. (ald)

Sumber: