BJB NOVEMBER 2025

Jembatan Kidongdong Rawan Runtuh

Jembatan Kidongdong Rawan Runtuh

Pengendara melintasi jembatan kayu yang kondisinya sangat memprihatinkan di Kampung Kidongdong Pasir, Desa Mekarsari Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Rabu (19/11). (AGUNG GUMELAR/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Jembatan di Kam­pung Kidongdong Pasir, Desa Mekarsari, Kecamatan Care­nang, Kabupaten Serang rawan runtuh. Jembatan berstruktur kayu yang menjadi akses kar­yawan pergi dan pulang bekerja ini kondisnya mem­prihatinkan.

Warga meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten segera meng­ganti jembatan tersebut dengan jembatan yang baru. 

Pantauan di lokasi, Rabu (19/11), jembatan ini hanya bisa dilalui satu mobil. Jem­batan itu terbuat dari kayu serta satu besi sebagai penyangganya. Di bawahnya, Sungai Cisadane.

Apalagi sudah turun hujan, jembatan ini akan sangat licin untuk dilalui. Warga yang me­lin­tasinya tentu harus fokus. Karena kalau salah sedikit saja bisa terjatuh akibat kayu yang menjadi licin usai diguyur hujan.

Terpantau juga, banyak sekali kendaraan mobil dan motor yang melintas, karena aksesnya bisa memangkas jarak tempuh.

Herman, warga sekitar jembatan kayu ini mengatakan, jembatan berstruktur kayu ini merupakan jalan peng­hubung antarwilayah dan selalu ramai dilalui. Khususnya bagi karyawan yang hendak be­rangkat kerja ke wilayah Tange­rang karena bisa me­mang­kas waktu tempuh perjalanan.

Jembatan kayu ini ramai dilalui ketika pagi dan sore hari. Hingga malam haripun banyak dilalui pengendara baik motor maupun mobil, bahkan sampai menimbulkan kemacetan karena harus ber­gan­tian dengan mobil yang melintas.

"Banyak dilalui warga yang melintas, khususnya karya­wan, biasanya pagi ketika berangkat dan sore ketika pulang, kadang juga macet panjang karena mobil juga ikut melintas, jembatan hanya muat satu mobil. Kalau tidak dibangun, khawatir akan ru­buh (roboh)," katanya saat ditemui wartawan di dekat lokasi jembatan kayu, Rabu.

Menurut Herman, jembatan kayu ini sudah ada sejak 1980-an yang waktu itu dibangun hasil dari swadaya masyarakat, karena menjadi akses penting yang dapat memangkas jarak tempuh.

Sempat terjadi kerusakan pada bagian tengah jembatan, namun warga sekitar langsung berbondong-bondong mela­ku­kan perbaikan dengan kayu lagi.

"Sudah lama sekali jem­batan kayu ini ada, kalau tidak salah sekitar 1980-an dibangun hasil dari swadaya masyarakat sekitar, waktu itu Pak Lurah yang memerintahkan. Murni hasil swadaya dari masyarakat, tidak ada campur tangan uang dari pemerintah," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah setempat baik Pemkab Serang mau­­pun Pemprov Banten mem­­perhatikan kondisi jem­batan ini. 

"Saya tidak tahu jembatan ini menjadi kewe­nangan pe­merintah kabupaten atau provinsi, namun yang pasti kami berharap dibangun jembatan baru yang lebih kokoh dan bisa dilalui dua mobil agar tidak macet. Pan­jang jembatannya sekitar 20 meter, kalau tidak segera dit­angani khawatir rubuh dan ada korban," ucapnya.

Di tempat yang sama, Haris Maulana, pengendara mobil mengaku, terpaksa harus me­lewati jembatan kayu ini, karena aksesnya lebih cepat jika harus memutar cari jalan lain yang lebih jauh menuju rumahnya.

Sumber: