Jembatan Kidongdong Rawan Runtuh
Pengendara melintasi jembatan kayu yang kondisinya sangat memprihatinkan di Kampung Kidongdong Pasir, Desa Mekarsari Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Rabu (19/11). (AGUNG GUMELAR/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Jembatan di Kampung Kidongdong Pasir, Desa Mekarsari, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang rawan runtuh. Jembatan berstruktur kayu yang menjadi akses karyawan pergi dan pulang bekerja ini kondisnya memprihatinkan.
Warga meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten segera mengganti jembatan tersebut dengan jembatan yang baru.
Pantauan di lokasi, Rabu (19/11), jembatan ini hanya bisa dilalui satu mobil. Jembatan itu terbuat dari kayu serta satu besi sebagai penyangganya. Di bawahnya, Sungai Cisadane.
Apalagi sudah turun hujan, jembatan ini akan sangat licin untuk dilalui. Warga yang melintasinya tentu harus fokus. Karena kalau salah sedikit saja bisa terjatuh akibat kayu yang menjadi licin usai diguyur hujan.
Terpantau juga, banyak sekali kendaraan mobil dan motor yang melintas, karena aksesnya bisa memangkas jarak tempuh.
Herman, warga sekitar jembatan kayu ini mengatakan, jembatan berstruktur kayu ini merupakan jalan penghubung antarwilayah dan selalu ramai dilalui. Khususnya bagi karyawan yang hendak berangkat kerja ke wilayah Tangerang karena bisa memangkas waktu tempuh perjalanan.
Jembatan kayu ini ramai dilalui ketika pagi dan sore hari. Hingga malam haripun banyak dilalui pengendara baik motor maupun mobil, bahkan sampai menimbulkan kemacetan karena harus bergantian dengan mobil yang melintas.
"Banyak dilalui warga yang melintas, khususnya karyawan, biasanya pagi ketika berangkat dan sore ketika pulang, kadang juga macet panjang karena mobil juga ikut melintas, jembatan hanya muat satu mobil. Kalau tidak dibangun, khawatir akan rubuh (roboh)," katanya saat ditemui wartawan di dekat lokasi jembatan kayu, Rabu.
Menurut Herman, jembatan kayu ini sudah ada sejak 1980-an yang waktu itu dibangun hasil dari swadaya masyarakat, karena menjadi akses penting yang dapat memangkas jarak tempuh.
Sempat terjadi kerusakan pada bagian tengah jembatan, namun warga sekitar langsung berbondong-bondong melakukan perbaikan dengan kayu lagi.
"Sudah lama sekali jembatan kayu ini ada, kalau tidak salah sekitar 1980-an dibangun hasil dari swadaya masyarakat sekitar, waktu itu Pak Lurah yang memerintahkan. Murni hasil swadaya dari masyarakat, tidak ada campur tangan uang dari pemerintah," ujarnya.
Ia berharap, pemerintah setempat baik Pemkab Serang maupun Pemprov Banten memperhatikan kondisi jembatan ini.
"Saya tidak tahu jembatan ini menjadi kewenangan pemerintah kabupaten atau provinsi, namun yang pasti kami berharap dibangun jembatan baru yang lebih kokoh dan bisa dilalui dua mobil agar tidak macet. Panjang jembatannya sekitar 20 meter, kalau tidak segera ditangani khawatir rubuh dan ada korban," ucapnya.
Di tempat yang sama, Haris Maulana, pengendara mobil mengaku, terpaksa harus melewati jembatan kayu ini, karena aksesnya lebih cepat jika harus memutar cari jalan lain yang lebih jauh menuju rumahnya.
Sumber:
