Serang dan Kasemen Paling Rentan Banjir
Plt Ketua Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan saat diwawancarai oleh Tangerang Ekspres usai Gladi Simulasi Banjir dan Gempa di Lapangan Perumahan Banten Indah Permai (BIP), Kota Serang, Rabu (5/11). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Memasuki pergantian musim menuju musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir di sejumlah wilayah. Dari hasil pemetaan terbaru, Kecamatan Serang dan Kasemen menjadi dua titik yang dinilai paling rentan mengalami banjir ketika curah hujan mulai meningkat.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan mengatakan, kedua kecamatan tersebut setiap tahun hampir selalu terdampak banjir dengan cakupan luasan yang lebih besar dibanding wilayah lain. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh penyempitan aliran sungai dan irigasi yang kini sebagian berubah fungsi lantaran adanya bangunan di sepanjang bantaran.
“Dari pemetaan, dua kecamatan yang paling luas terdampak banjir adalah Serang dan Kasemen. Di kecamatan lain seperti Cipocokjaya, Walantaka, dan Taktakan juga ada titik-titik banjir, tetapi skalanya tidak sebesar dua wilayah itu,” ujarnya, Rabu (5/11).
Menurutnya, selain permasalahan irigasi, tumpukan sampah yang dibuang sembarangan juga memperparah aliran air. BPBD telah melakukan sosialisasi dan imbauan berkala kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai maupun selokan. Namun kesadaran sebagian warga masih perlu terus ditingkatkan.
“Upaya struktural seperti perbaikan sungai dan penertiban bangunan ada di kewenangan teknis dinas terkait. BPBD fokus pada upaya non-struktural seperti edukasi dan peningkatan kesiapsiagaan,” kata Diat.
Sebagai langkah pencegahan, BPBD Kota Serang juga menggelar Gladi Simulasi Banjir dan Gempa selama dua hari di Lapangan Perumahan Banten Indah Permai (BIP), Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut instruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menguji kesiapan rencana penanganan bencana.
Simulasi melibatkan berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, BPBD Provinsi Banten, BPBD Kabupaten Serang, organisasi kemanusiaan, hingga masyarakat. Kegiatan mencakup apel kesiapsiagaan, pelatihan evakuasi, serta pawai kendaraan penanggulangan bencana.
“Kami ingin memastikan seluruh elemen siap jika bencana terjadi, terutama banjir yang tiap tahun berpotensi melanda Kota Serang. Dengan latihan ini, koordinasi antarlembaga bisa berjalan lebih cepat dan efektif,” jelas Diat.
Penelaah Teknis Kebijakan BPBD Provinsi Banten, Kusnadi, menambahkan bahwa gladi tersebut menjadi bentuk sinergi lintas daerah. Ia menilai penguatan klaster penanganan—mulai dari pertolongan pertama, logistik, kesehatan hingga pengungsian—harus dipahami oleh petugas maupun masyarakat.
“Simulasi seperti ini penting agar masyarakat paham prosedur ketika menghadapi bencana. Penanggulangan tidak hanya mengandalkan petugas, tapi juga kesiapsiagaan warga,” ujarnya.
Menjelang puncak musim hujan, BPBD mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan bantaran sungai, dataran rendah, dan wilayah rawan banjir agar lebih waspada, menjaga kebersihan lingkungan, serta segera melapor jika melihat kondisi aliran air yang tersumbat.
“Kesiapsiagaan adalah kunci. Kami mengajak warga ikut menjaga sungai dan lingkungan, karena pencegahan jauh lebih penting dibanding penanganan ketika banjir telah terjadi,” tutuR Diat.
Di sisi lain, Wali Kota Serang, Budi Rustandi, menegaskan bahwa penanganan banjir tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
“Yang pertama, kita terus mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran air. Kemarin kita sudah bersihkan, tapi masih saja ada yang membuang sampah di situ. Saya sudah minta Ketua Satgas untuk membuat konten pengawasan lagi ke lokasi tersebut. Pemerintah itu bekerja bersama masyarakat. Kalau ada yang kurang, kita perbaiki melalui koordinasi,” ujarnya.
Sumber:

