Menurutnya, setiap dapur maksimal setiap hari dapat menyediakan sekitar 3.500 makanan untuk 3.500 siswa. Sehingga, dengan jumlah 300 ribu siswa diperlukan puluhan dapur umum lagi untuk mendukung program unggulan Presiden Pabowo Subianto tersebut.
”Satu dapur 3.500 maksimal, jadi kita perlu sekitar 90 dapur. Sekarang baru sekitar 15 persen atau 50 ribuan siswa di Tangsel yang mendapat MBG,” jelasnya.
Deden mengaku, belum meratanya siswa penerima MBG sering kali menimbulkan pertanyaan dari sekolah dan orangtua siswa. Maka, pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan badan gizi nasional (BGN) suapaya cakupan MBG bisa diperluas diseluruh Kota Tangsel.
”Mendirikan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) ini tidak mudah dan butuh waktu. Kita terus berusaha agar semua siswa yang ada di Kota Tangsel dapat menikmati program MBG,” tutupnya. (bud)