Kapolres Ajak Mahasiswa Papua Nobar Film Bumi Manusia, Mempererat Kebersamaan dengan Menari Sajojo

Rabu 28-08-2019,07:14 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG-Suasana lobi bioskop XXI Mall of Alam Sutra mendadak riuh, Selasa (27/8) malam. Saat ratusan mahasiswa Papua, organisasi kepemudaan, aktivis mahasiswa se-Kota Tangerang memasuki lobi, tiba-tiba ada teriakan khas suku di Papua. Lalu, terdengar alunan musik bernuansa enerjik. Puluhan polisi yang memakai rumbai di kepala lantas berlari memasuki lobi dan menari Sajojo. Tarian khas Papua ini menonjolkan kesamaan gerakan. Tak jauh berbeda dengan tari Poco-Poco. Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Abdul Karim, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah, Dandim 0506 Letkol Inf. Wisnu Kurniawan, dan Danrem 052/Wijayakarma Kolonel Inf. Tri Budi Utomo, yang memakai rumbai di kepala spontan ikut menari. Ratusan mahasiswa Papua pun langsung berteriak histeris berbaur dengan polisi ikut menari. Warga lainnya yang sedang berada di lobi bioskop XXI pun, tak mau ketinggalan. Ikut larut dalam tarian. Mereka menari dengan suasana ceria dan gembira. Tari Sajojo adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Papua. Tarian ini juga termasuk jenis tarian pergaulan. Bisa ditarikan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, tua maupun muda. Tari Sajojo merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Papua dan sering ditampilkan di berbagai acara, baik adat, hiburan, maupun acara budaya. Tari Sajojo difungsikan sebagai tarian pergaulan atau tarian hiburan yang bermakna menggambarkan keceriaan dan semangat kebersamaan. Karena, keindahan tari ini akan terlihat jika dibawakan banyak orang dengan gerakan seirama dan penuh kekompakan. Sore kemarin, Kapolres sengaja mengundang para mahasiswa Papua yang menimba ilmu di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya ke bioskop XXI. Kampus ini berada di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Bojong Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Ada 157 mahasiswa yang datang bersama dosen dan Ketua STKIP Surya Dr. Nancy Susianna, M.Pd. Mereka diajak nonton bareng (nobar) film Bumi Manusia. Selain mahasiswa Papua, juga hadir Ketua KNPI Kota Tangerang Uis Adi Dermawan, sejumlah organisasi mahasiswa se-Kota Tangerang, serta tokoh masyarakat. Sebelum nobar, para mahasiswa berkumpul di Lounge XXI. Di kesempatan itu, Kombes Pol Abdul Karim mengatakan, Kota Tangerang menjadi tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan atau pekerjaan bagi siapa pun. Tidak ada dibeda-bedakan, atas dasar ras, suku dan agama. "Siapa pun berhak bekerja, sekolah dan aktivitas lainnya di Kota Tangerang. Saya menjamin seratus persen keamanannya," tegasnya. Khusus warga Papua yang berada di Kota Tangerang, Abdul Karim memberikan jaminan keamanan. Dia meminta warga Papua tidak perlu risau, takut atau khawatir berada di Kota Tangerang. "Bagi adik-adik mahasiswa, mau dari Papua, Ambon, NTT, dan juga dari mana pun akan kami lindungi untuk bisa melaksanakan aktivitas dengan baik. Kami tidak mau ada perbedaan. Semuanya putra putri Indonesia harus bersatu,"paparnya. Sementara itu Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, Kota Tangerang menjadi minuatur Indonesia. Karena, dihuni oleh warga yang berasal dari seluruh nusantara. Warga dari berbagai suku yang ada di Indonesia berkumpul bersama melakukan aktivitas dan tidak pernah terjadi perpecahan. "Jadi kegiatan yang dirancang pak Kapolres ini sangat luar biasa, karena dari berbagai suku di Indonesia berkumpul untuk menyatakan kita Indonesia dan tidak ada perbedaan satu sama lain,"ungkapnya. Arief ingin menghilangkan stigma, Kota Tangerang sebagai tempat perantauan. Menurutnya, makna dari perantauan itu hanya sementara. Atau sekadar menumpang. "Saya inginnya, siapa pun yang tinggal di Kota Tangerang, mari menjaga persatuan. Anggap Kota Tangerang sebagai tanah air Indonesia," ungkapnya. Danrem 052/Wijayakarma Kolonel Inf. Tri Budi Utomo juga memberikan motivasi kepada mahasiswa Papua. Ia menuturkan, Indonesia banyak perbedaan. Baik dari latar berlakang penduduknya, hingga kekayaan alamnya. Menurutnya, sudah puluhan tahun Indonesia berdiri, mampu menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan. "Satu-satunya negara di dunia, yang bisa bersatu dalam perbedaan hanya Indonesia. Banyak negara hancur, karena tidak bisa menyatukan perbedaan," paparnya. (mg-9)

Tags :
Kategori :

Terkait