BJB NOVEMBER 2025

Banten Dilanda Banjir

Banten Dilanda Banjir

MENINJAU: Gubernur Banten Andra Soni didampingi Wali Kota Serang Budi Rustandi saat turun langsung meninjau lokasi banjir di Kampung Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Jumat (19/12) malam.-Aldi Alpian Indra/Tangerang Ekspres-

TANGERANGEKSPRES.ID, BANTEN - Hujan deras yang mengguyur hampir merata di delapan kota/kabupaten yang berada di Provinsi BANTEN, menyebabkan banjir di sejumlah daerah. Pemerintah daerah (Pemda) pun sudah bersiapsiaga menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, seperti anggaran penanggulangan bencana. 

Beberapa hari yang lalu, Gubernur Banten Andra Soni pun meninjau langsung banjir yang berada di Kota Serang dan Kabupaten Serang. Andra yang ditemui saat ia turun langsung meninjau lokasi banjir di Kampung Priyayi, Kecamatan Kasemen, Jumat (19/12) malam, bersama Wali Kota Serang Budi Rustandi menyampaikan, perlunya solusi teknis yang terukur dan berkelanjutan untuk mengakhiri banjir tahunan di Kecamatan Kasemen, Kota Serang. 

Meski dilakukan pada malam hari, Gubernur Banten tetap menyusuri permukiman warga yang masih tergenang air akibat hujan deras dan luapan sungai. Peninjauan tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi warga terdampak sekaligus mengidentifikasi penyebab banjir yang terus berulang setiap tahun.

Di sela peninjauan, Andra Soni duduk bersama warga di salah satu rumah terdampak. Dari lokasi itu, ia langsung menghubungi pejabat Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian guna membahas langkah penanganan banjir secara teknis.“Kasemen ini setiap tahun pasti kebanjiran, karena airnya tidak bisa keluar ke pembuangan Cibening. Di sana ada yang disebut kali mati, sehingga aliran air terhambat,” kata Andra. Ia menegaskan bahwa persoalan banjir tidak bisa ditangani secara parsial dan membutuhkan kerja bersama lintas pemerintahan serta dukungan teknis dari instansi berwenang.

Sementara itu, Wali Kota Serang Budi Rustandi menyatakan pihaknya siap menindaklanjuti arahan Gubernur dengan meningkatkan kesiapsiagaan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), terutama dalam menghadapi potensi bencana dan pengamanan Natal dan Tahun Baru.

Budi juga mengaku, anggaran BTT telah disiapkan, tetapi penggunaannya harus melalui mekanisme pengawasan dan verifikasi oleh Inspektorat Kota Serang agar tepat sasaran dan sesuai ketentuan.

“BTT sudah kami siapkan, namun penggunaannya akan dikaji terlebih dahulu bersama Inspektorat. Pendataan harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan bantuan benar-benar diberikan kepada warga yang terdampak langsung oleh bencana,” ujar Budi.

Sementara itu, Pemkab Serang, berencana menaikan status kebencanaan menjadi darurat bencana, dengan alasan sudah banyak warga yang terdampak akibat banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem seperti angin kencang menerjang puluhan desa.

Sehingga, anggaran yang akan dibutuhkan untuk membantu warga terdampak tidak sedikit, yang akan dikeluarkan dari Dana Tak Terduga dari APBD Kabupaten Serang, yang kini sedang proses hitung-hitungan berapa besar yang akan dikeluarkan.“Status darurat bencana ini, akan berlangsung selama 14 hari kedepan sembari melakukan, beberapa upaya penanganan terhadap wilayah dan warga yang terdampak,” ungkap Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah saat diwawancarai wartawan di acara DPD PKS Kabupaten Serang, di Hotel Jayakarta Anyer, Kecamatan Anyer, Minggu (21/12).

Zakiyah mengaku, sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur Banten Andra Soni dan pihak dari BBWSC3, untuk mencarikan solusi terbaik atas penyebab banjir supaya tidak terjadi lagi. Karena, penyebab banjir ini khususnya di Kecamatan Padarincang dan Kecamatan Cinangka, diakibatkan luapan Sungai Cidanau dan Cikalumpang.

Terpisah, BPBD Kabupaten Lebak mengaku anggaran yang dimiliki untuk penanggulangan bencana minim dan jauh dari kata ideal. Selama ini, penanganan kebencanaan masih mengandalkan BTT (Biaya Tidak Terduga) dan bantuan dari pusat.  Padahal, Lebak termasuk daerah yang memiliki kerawanan bencana yang tinggi atau daerah rawan bencana hidrometeorologi di Banten, mulai dari bencana longsor, banjir, angin kencang hingga tanah bergerak. 

Sekretaris BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, anggaran untuk penanganan kebencanaan  tahun depan, BPBD Lebak hanya mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp2 miliar. Angka itu terbilang sangat kecil, karena urusan kebencanaan harus dimulai dari mitigasi atau pra bencana, kedaruratan atau saat bencana terjadi hingga penanganan pasca bencana.”Pagu BPBD Lebak tahun 2026 itu sekitar Rp6 miliar termasuk gaji dan tunjangan pegawai. Jadi ya kira-kira kalau khusus untuk bencana itu tersisa sekitar Rp2 miliar,” kata Febby, di Rangkasbitung, Minggu (21/12).

Di Kabupaten Tangerang, semua kecamatan rawan terkena banjir. Seperti  Kecamatan Balaraja, Cikupa, Cisauk, Cisoka, Curug, Gunung Kaler, Jambe, Jayanti, Kelapa Dua, Kemiri, Kosambi, Kresek, Kronjo, Legok, Mauk, Mekar Baru, Pagedangan, Pakuhaji, Panongan, Pasarkemis, Rajeg, Sepatan, Sepatan Timur, Sindang Jaya, Solear, Sukadiri, Sukamulya, Teluknaga dan Tigaraksa.”Kalau topografi wilayah Kabupaten Tangerang memiliki kemiringan 0,3 persen ke arah Utara. Ketinggian antara nol sampai 85 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata setahun sebesar 1.475 milimeter. Dan temperatur udara di 23 sampai 33 derajat celcius. Angin kencang, curah hujan tinggi dan angin puting beliung itu rawan terjadi di semua kecamatan,” jelasnya, Achmad Taufik Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Minggu (21/1).

Lanjut Taufik, untuk banjir itu ada empat kecamatan dengan risiko tinggi, yakni, Pasarkemis, Jayanti, Kelapa Dua dan Tigaraksa. Banjir bandang rawan terjadi di Kecamatan Cisauk, Kelapa Dua dan Pagedagan,” jelasnya.

Sumber: