BJB NOVEMBER 2025

Aspirasi Infrastruktur dan Lingkungan Masih Mendominasi, Reses DPRD Tangsel Jadi Corong Keluhan Warga

Aspirasi Infrastruktur dan Lingkungan Masih Mendominasi, Reses DPRD Tangsel Jadi Corong Keluhan Warga

Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel M Yusuf menyerahkan dokumen hasil reses kepada Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan (Kanan) didampingi Wakil Ketua DPRD Wanto Sugito dan Wakil Ketua DPRD Maria Teresa Suhardja, dalam rapat paripurna Penyampaian Laporan H-Miladi Ahmad/Tangerang Ekspres-

TANGERANGEKSPRES.ID, SETU — Kegiatan reses kembali menegaskan perannya sebagai jembatan utama antara wakil rak­yat dan masyarakat. Hal itu ter­cermin dalam rapat paripurna DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dengan agenda penyam­paian laporan hasil reses masa sidang II tahun 2025–2026 yang digelar pada Senin (8/12/2025).

Dalam rapat paripurna tersebut, terungkap bahwa suara warga yang dihimpun para anggota de­wan saat turun langsung ke daerah pemilihan masih didominasi oleh persoalan klasik, yakni infrastruktur dan lingkungan. Laporan hasil reses menjadi potret nyata kebu­tuhan masyarakat di lapangan yang belum sepenuhnya terako­modasi melalui mekanisme peren­canaan pembangunan formal.

Reses sendiri merupakan agenda wajib bagi setiap anggota DPRD. Melalui kegiatan ini, para wakil rakyat kembali menyapa konsti­tuen­nya untuk menyerap aspirasi, mendengar keluhan, sekaligus men­catat berbagai usulan yang di­rasakan langsung oleh masya­rakat. Tidak sedikit warga yang meman­faatkan momentum reses sebagai sarana menyampaikan persoalan yang selama ini sulit tersampaikan melalui Musyawarah Rencana Pem­bangunan (Musren­bang).

Wakil Ketua DPRD Tangsel, M. Yusuf, mengungkapkan bahwa mayoritas aspirasi warga yang disampaikan selama reses masih berkutat pada kebutuhan dasar infrastruktur. Mulai dari perbaikan drainase untuk mencegah banjir, rehabilitasi jalan lingkungan yang rusak, hingga penambahan sarana penerangan jalan umum (PJU) demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan warga.

“Rata-rata yang disampaikan masyarakat melalui reses kemarin adalah infrastruktur. Baik itu drai­nase, perbaikan jalan, hingga sa­rana penerangan jalan umum. Mayoritas itu,” ujar Yusuf saat mem­bacakan laporan hasil reses.

Menurutnya, dominasi usulan infrastruktur menunjukkan bahwa kebutuhan dasar tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Yu­suf menilai, reses menjadi ruang alternatif yang efektif bagi warga untuk menyampaikan aspirasinya secara langsung, terutama bagi mereka yang belum terakomodasi dalam Musrenbang di tingkat ke­lu­rahan maupun kecamatan.

“Infrastruktur ini juga sudah menjadi program pemerintah da­erah. Dalam pembahasan RA­PBD kemarin, belanja infrastruktur mencapai hampir 47 persen dari total APBD Tangsel. Artinya, ini sudah terprogram. DPRD akan terus mendorong dan menjem­batani agar aspirasi masyarakat bisa direalisasikan,” jelasnya.

Tak hanya infrastruktur, isu ling­kungan juga mengemuka dalam laporan reses. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Tangsel, Rizki Jonis, menyoroti persoalan penge­lolaan sampah yang dinilai se­makin mendesak untuk segera ditangani. Ia menyebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeu­cang sebagai salah satu sumber keluhan utama warga.

“Masalah sampah ini juga harus menjadi prioritas. Bau tak sedap dari TPA Cipeucang sudah menye­bar ke mana-mana. Keluhan warga bukan hanya disampaikan saat reses, tapi juga ramai di media sosial. Ini menandakan persoalan tersebut sudah sangat dirasakan masyarakat dan harus segera di­tin­daklanjuti,” tegas Rizki.

Ia berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah konkret dan terukur dalam memperbaiki sistem pengelolaan sampah, agar tidak terus menjadi masalah ber­ulang yang merugikan masyarakat sekitar.

Sementara itu, dari pihak ekse­kutif, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, me­nyam­paikan apresiasi kepada se­luruh anggota DPRD yang telah melaksanakan reses dan meng­himpun aspirasi masyarakat. Me­nurutnya, hasil reses meru­pakan masukan penting bagi pe­merintah daerah dalam menyusun kebijakan dan program pemba­ngunan ke depan.

“Semua dokumen hasil reses akan kami tindaklanjuti dan men­jadi bahan kajian internal peme­rintah daerah. Aspirasi yang di­sampaikan akan diproses untuk dijadikan program pada tahun-tahun mendatang,” kata Pilar.

Pilar menegaskan bahwa masu­kan masyarakat, khususnya terkait pembangunan infrastruktur dan lingkungan, akan menjadi perha­tian serius pemerintah. Ia memas­tikan bahwa anggaran daerah akan diarahkan pada program-program prioritas yang benar-benar mencerminkan kebutuhan warga di lapangan.

“Anggaran yang dimiliki peme­rintah daerah akan kami arahkan untuk mendukung program prio­ritas ke depan, agar pembangunan bisa lebih tepat sasaran dan dira­sakan manfaatnya oleh masya­rakat,” pungkasnya.

Sumber: