BJB NOVEMBER 2025

Dinkes Temukan 24 Kasus HIV Pada Anak-anak

Dinkes Temukan 24 Kasus HIV Pada Anak-anak

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar (kiri) melakukan aktivitas jalan santai saat car free day di kawasan BSD Serpong.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Setiap 1 Desem­ber diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Di Kota Tangsel sendiri, puncak peringatan hari AIDS dilaksanakan di lo­kasi car free day (CFD) di kawasan BSD, Serpong, Ming­gu, 7 Desember 2025.

Rangkaian kegiatannya ada­lah senam bersama, cek ke­sehatan gratis (CKG), infor­masi edukasi, kuis berhadiah, konseling tersting dan aktivasi layanan.

Kepala Dinas Kesehatan Ko­ta Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, hasil temuan kasus HIV AIDS dari tahun ke tahun rata-rata me­ningkat. ”Namun, peningkatan ini lebih kepada dampak per­luasan layanan yang secara masif kita lakukan,” ujarnya, Minggu, 7 Desember 2025.

Allin menambahkan, ber­dasarkan data kumulatif kasus baru dimulai saat dilakukan validasi dan pembaharuan sistem pelaporan HIV AIDS (SIHA) pada 2023 sampai de­ngan November 2025 berjum­lah 2.349 kasus baru dan kasus lama terdiri dari 1.714 kasus HIV dan 635 Kasus AIDS.

Diantara kasus tersebut yang sudah mendapatkan pego­batan standar 1.773 kasus atau sekitar 75  persen yang tersebar di beberapa layanan pengobatan. 

”Sedangkan berdasarkan usia masih didominasi usia produktif 25-49 tahun yaitu sebesar 1.779, usia 15-24 tahun dimana diantarnya adalah usia remaja ada 300 kasus,” tambahnya.

Menurutnya, selain itu juga terdapat 24 kasus adalah anak-anak. Tentunya dengan sema­kin banyak kasus yang dite­mukan diharapkan semakin banyak juga yang bisa diatasi, yakni mendapatkan pengo­batan dan dites viral load (VL) atau tes darah. 

”Kasus HIV AIDS didominasi oleh laki-laki dengan per­sen­tase 82 persen dan perempuan 19 persen. Kasus HIV AIDS terbanyak berada pada usia produktif yaitu 25-49 tahun,” jelasnya. 

Menurutnya, berdasarkan kelompok resiko penderita HIV AIDS didominasi oleh kelompok kunci (laki seks laki, waria, pekerja seks, peng­guna napza suntik). ”Selain itu ada juga dari kelompok rentan, yakni ibu hamil dan pasien tuber­kulosis (TB) dan infeksi menular seksual (IMS),” katanya.

Wanita berkerudung tersebut mengungkapkan, di wila­yah­nya berdasarkan data kasus dari awal Januari hingga No­vember 2025 terdapat 370 ka­sus HIV AIDS. Jumlah sasus tersebut terdiri dari beberapa kelompok beresiko, yakni pe­kerja seksual 12 kasus, laki seks laki 190 kasus, waria atau trangender 3 kasus.

”Kemudian pansun 6 kasus, pasien, tuberkulosis 53 kasus, pasien IMS 20 kasus, populasi umum 30 kasus, pelanggan pekerja seks 20 kasus, ibu ha­mil 12 kasus, calon pengan­tin 5 kasus dan lain-lain 19 kasus,” tuturnya.

Mantan Direktur RSU Kota Tangsel tersebut memastikan, melakukan upaya pencegahan dengan maksimal salah. Satu­nya adalah pengembangan layanan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) HIV AIDS di Kota Tangsel.

Layanan tersebut antara lain 40 fasilitas pelayanan kese­hatan yang terdiri dari 7 rumah sakit swasta, 3 rumah sakit pemerintah dan 30 UPTD Pus­kesmas. Selain itu Dinkes juga telah melakukan pelatih­an pemeriksaan TCM VL di 6 layanan UPTD, 1 rumah sa­kit pemerintah.

Juga untuk menunjang pene­muan kasus pada bayi ada sekitar 35 UPTD Puskesmas dan 3 RS pemerinah sebagai pengambil sample EID. ”Yang terbaru saat ini sesuai dengan kebijakan pengendalian HIV AIDS  pemberian profilaksis atau Prep pada kelompok kunci HIV AIDS (laki seks laki, waria, pekerja seks, pengguna napza suntik) diiringin paket pencegahan lainnya prioritas diberikan pada kelompok ini,” tuturnya.

Sumber: