PDAM TKR Peringkat 2 PDAM Sehat Tingkat Nasional

PDAM TKR Peringkat 2 PDAM Sehat Tingkat Nasional

TANGERANG –  Berdasarkan penilaian Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang ditetapkan menjadi PDAM Sehat peringkat kedua tingkat nasional untuk tahun buku 2017. Hasil tersebut melonjak dari tahun sebelumnya yang hanya menduduki peringkat delapan. “Alhamdulilah ini berkat kerja keras dari sleuruh stake holder yang ada di PDAM TKR, sehingga raport kami di BPPSPAM terus meningkat. Tahun lalu kami berada di peringkat delapan dan tahun ini menjadi peringkat kedua,” ujar Direktur Utama PDAM TKR Rusdy Machmud, saat dikonfirmasi kepada wartawan, Rabu (5/12). Rusdy mengaku sebenarnya bukan peringkat yang menjadi kejaran dari PDAM TKR, namun memberikan layanan terbaik kepada pelanggan serta mewujudkan PDAM TKR menjadi perusahaan yang sehat merupakan komitmen utama dari direksi, badan pengawas serta seluruh pegawai yang ada di PDAM TKR dari waktu ke waktu. “Peringkat bagi kami jadikan reward atas kerja keras semua pihak, untuk menjadikan PDAM TKR menjadi perusahaan yang sehat. Sehingga bisa memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Rusdy. Dalam kesempatan itu, Rusdy menjelaskan, untuk menjadikan PDAM TKR sebagai perusahaan yang sehat tersebut pihaknya terus melakukan perbaikan di beberapa aspek keuangan, pelayanan, operasional serta sumber daya manusia. “Alhamdulilah tenryata empat aspek yang kami coba perbaiki seperti aspek keuangan, pelayanan, operasional serta sumber daya manusia ternyata menjadi indicator bagi BPPSPAM untuk menetapkan sehat tidaknya PDAM,” jelasnya. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PDAM TKR Samsudin, menambahkan tentunya dengan peningkatan peringkat PDAM menjadi PDAM Sehat kedua tingkat nasional ini, tidak lantas membuat pihaknya berpuas diri. Peringkat ini justru menjadi tantangan bagi seluruh jajaran direksi, badan pengawas serta pegawai PDAM TKR agar mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya. “Kami bersyukur dengan perinmgkat yang kami raih ini. Namun hal ini menjadi tantangan kami untuk bisa mempertahankannya bahkan terus meningkatkannya,” jelasnya. Sebelumnya Ketua BPPSPAM Bambang Sudiatmo mengatakan, ditahun ini ada 223 PDAM atau 57 persen dari 374 PDAM di Indonesia dianggap berkinerja sehat. Penilaian tersebut dilakukan demi melihat dan mengukur tingkat kinerja manajemen, efisiensi dan efektivitas pengelolaan PDAM. Bambang berharap dengan semakin bertambahnya PDAM sehat, diharapkan bisa mendorong pencapaian target layanan air bersih 100 persen pada 2019 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, dan Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030. “Pada 2017, capaian layanan air layak minum di Indonesia baru mencapai 72 persen atau pemenuhannya masih kurang 28 persen,” pungkasnya. Bambang mengatakan, beberapa faktor berpengaruh pada naik turunnya kinerja PDAM adalah tingkat kehilangan air (Non Revenue Water), efektivitas penagihan dan pelayanan air 24 jam, penerapan tarif secara full cost recovery, peningkatan jam operasi pelayanan, peningkatan efisiensi produksi, peningkatan konsumsi air, penggantian meter air, peningkatan cakupan dengan kerjasama investasi, dan peningkatan kompetensi SDM. Untuk kenaikan kinerja beberapa PDAM tahun 2018, Bambang mengatakan salah satunya didukung oleh bertambahnya jumlah PDAM yang meningkatkan jam operasional pelayanan meskipun tantangannya adalah efisiensi energi. Selain efisiensi produksi, peningkatan kinerja PDAM juga dapat dilihat dari adanya peningkatan konsumsi air baku oleh masyarakat, yang menandakan kepercayaan masyarakat terhadap air minum dari PDAM terus meningkat. “Tidak kalah penting adalah peningkatan kompetensi SDM dalam pengelolaan air minum,” pungkas Bambang. (jat/mas)

Sumber: