Tim DVI Mulai Kesulitan Identifikasi Korban Lion Air, KNKT Susun Strategi Temukan CVR
JAKARTA-- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus melakukan pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT 610. Sejumlah alat super canggih dikerahkan untuk mencari CVR tersebut. Selain itu, penyelam andal juga ikut membantu. Tim KNKT, dibantu oleh tim dari TSIB Singapore R dengan menggunakan Kapal Baruna Jaya I juga melakukan pencarian. "Saya bersama BPPT, dan tim dari Singapura telah ke lokasi. Ingin memastikan apakah Ping locater CVR ada atau tidak. Kita melakukan simulasi. Masuk lumpur, itu masih terdeteksi. Kalau sekarang tidak bekerja, kemungkinan rusak. Jadi asumsi-asumsi kemungkinan di dalam lumpur itu suara hilang, ternyata tidak. Kami sudah melakukan simulasi," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, saat jumpa press di Kantor Kemenhub Senin (12/11). Hal itupun membuat tim optimistis. KNKT lanjut Soerjanto, saat ini sedang menyusun startegi supaya CVR ketemu. "Sebab ini sangat penting, apa komunikasi yang terjadi antara pilot dan kru. Ini nanti akan lebih banyak faktor human kita ketahui kalau CVR bisa ditemukan," jelas Soerjanto. Basarnas, kata dia, membantu KNKT dengan menyertakan 10 orang. "Kita juga sedang mendatangkan kapal yang dilengkapi alat-alat canggih," ujarnya. Seperti remotely operated vehicles, dengan side scan sonar yang lebih besar dan canggih. Serta ada juga sub bottom profilling yang bisa mendeteksi benda-benda di dalam lumpur sampai dengan kedalaman 4 meter. "Dengan alat itu kita akan mencari apa-apa saja. Yang ada dibawah lumpur. Nanti kita bisa mendeteksi dimana CVR itu berada," ujar Soerjanto optimistis. Lebih lanjut ia menambahkan dalam mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, pihaknya juga dibantu Boeing. Serta KNKTnya Amerika. "Mereka bahkan wajib memberi bantuan ke kami. Tidak ada intervensi. Peran Boeing sangat penting, sebab yang membuat pesawat mereka. Komputer-komputer, algoritma mereka yang tau. Jadi kita memang sangat perlu dukungan mereka. Kalau kita ingin bertanya juga mudah," jelas Soerjanto. Presiden Jokowi telah berpesan, biarkan KNKT bekerja sesuai tugasnya."Jadi sampai hari ini kami tetap independen. Laporan awal akan kita keluarkan pada tanggal 28 atau 29 Novemberi. Itu berisi data faktual tanpa analisis dan kesimpulan. Ini juga akan kita publikasikan lewat internet juga," pungkasnya. Identifikasi Masuk hari ke-15 paskajatuhnya pesawan Lion Air JT 610 di Tanjungpakis, Karawang, Jawa Barat, Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kramat Jati mulai kesulitan mengidentifikasi jenazah korban. Kondisi body part sudah sangat buruk dan untuk menentukan Deoxyribonucleic acid (DNA) harus dicek berulang-ulang. “Inafis masih mengembangkan beberapa sampel postmortem, dan DNA masih akan diulang-ulang lagi. Ada profil jenazah semisal belum lengkap atau tidak muncul, maka semua itu diulang,” kata Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Pol Hariyanto di RS Polri Kramat Jati, Senin (12/11). Profil DNA yang dimaksud Hariyanto, adalah termasuk dari kualitas body part itu sendiri yang mempengaruhi proses identifikasi oleh tim Inafis dan laboratorium DNA. Karena jika dibandingkan di awal, proses identifikasi tentu lebih mudah karena jasad masih baru ditemukan. Kemudian dari jumlah 666 body part yang diterima RS Polri, tentu telah berkurang karena sudah ada 82 jenazah yang teridentifikasi. Namun untuk sisa body part yang masih harus diperiksa, Hariyanto belum bisa menyebutkan karena yang mengetahui jumlah tersebut hanya tim laboratorium DNA dan Inafis. “Kan 666 body part ini sudah teridentifikasi, dari lab itu sudah disisihkan, jumlahnya mungkin masih ratusan ya. Data pasti berapa yang masih perlu diulang (profilnya) itu di laboratorium, kita hanya sebutkan hasil dari sidang rekonsiliasi. Semoga segera teridentifikasi,” jelasnya. Kepada seluruh keluarga yang mendapatkan informasi terkait jumlah jenazah yang sudah teridentifikasi, pihak RS Polri telah menghubungi dan meminta keluarga datang ke rumah sakit untuk penyerahan. Hariyanto juga mengucapkan terima kasih kepada rekan media karena telah membantu menginformasikan nomor call center yang sesungguhnya. Karena sebelumnya, sejumlah keluarga melapor mendapatkan telepon yang mengaku dari RS Polri dan meminta keluarga untuk ambil jenazah di rumah sakit. Sehari setelah kepolisian merilis ke media massa, pihaknya sudah tidak pernah menerima laporan itu lagi. “Alhamdulillah rekan-rekan membantu kami untuk laporan palsu itu. Terima kasih. Sejak hari kami umumkan itu, keluarga jadi sudah mengetahui, tidak ada lagi yang melapor kena tipu,” paparnya. Meski begitu, Hariyanto mengaku jika pihak Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih terus melakukan identifikasi semaksimal mungkin. Untuk hari ini, Senin (12/11) pihaknya kembali mengidentifikasi tiga jenazah. Sehingga total jenazah yang teridentifikasi berjumlah 82 orang. “Kami sampaikan hasil sidang rekonsiliasi pada Senin (12/11) pukul 14.00 WIB, ada tiga penumpang yang dinyatakan teridentifikasi. Hingga saat ini, penumpang yang teridentifikasi sebanyak 82 penumpang. Laki-laki 62 orang dan perempuan 20 orang,” terangnya. Adapun ketiga jenazah yang teridentifikasi adalah, Sandi Johan Ramadhan (laki-laki) 27 tahun, teridentifikasi melalui pemeriksaan DNA. Deryl Vida Febrianto (laki-laki) 22 tahun, teridentifikasi melalui pemeriksaan DNA dan Firmansyah Akbar (laki-laki) 42 tahun, teridentifikasi melalui pemeriksaan DNA.(DAI/INP/AF/FIN)
Sumber: