Festival Batik Kota Tangsel, Pemkot Tangsel Bakal Punya 6 Motif Baru
CIPUTAT—Pemkot Tangsel tak cukup puas dengan motif batik khas kota ini. Pemkot berniat menambah lagi koleksi motif batiknya. Untuk menciptakan desain baru, Pemkot Tangsel menggandeng perancang busana kelas dunia, Harry Darsono, yang mendapat anugerah 'Sir' dari kerajaan Inggris. Saat ini, motif anggrek mendominasi 20 motif batik khas yang dimiliki Kota Tangsel. Kepala Dinas Pariwisata Kota Tangsel Judianto mengatakan, akan ada 6 desain baru yang nantinya jadi motif batik Tangsel selain anggrek yang akan dibuat Harry Darsono. “Harry Darsono siap membuatnya, nantinya bisa dibuat atau ditiru oleh pelaku UKM yang membuat batik dan hasilnya dibisa dibeli oleh pelaku usaha,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres seusai acara Festival Batik Tangsel 2018 di Aula Blandongan Balai Kota, Selasa (2/10). Judianto menambahkan, 6 motif yang akan dibuat seperti, anggrek, rumah blandongan, motif tumbuhan dan lainnya. Menurutnya, acara tersebut merupakan rangkaian awal Festival Batik 2018 dan puncaknya pada malam inagurasi HUT Tangsel ke-10 pada 26 November mendatang. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam malam inagurasi adalah fashion show batik Tangsel. Harry Darsono akan menelurkan karyanya. “Jadi pakaian yang dipakai model saat fashion show merupakan batik rancangan Harry,” tambahnya. Menurutnya, Harry mengaku ingin membantu Kota Tangsel dengan batiknya, sehingga bisa menjadi tren pasar dan mode baik tingkat nasional dan internasional. Dengan acara ini, dia berharap karya batik Kota Tangsel lebih diterima oleh pasar dalam dan luar negeri dan jadi tren mode fashion batik, sehingga perajin batik lebih maju. “Batik adalah identitas kita yang sudah diakui dunia, ini kebanggaan dan harus bisa timbulkan dampak positif dan bagi yang berkecimpung di dunia batik, pelaku pariwisata serta masyarakat,” jelasnya. Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, batik merupakan salah satu pakaian yang sering dipakai dalam acara-acara tertentu. Batik Tangsel meskipun motifnya masih sedikit, tapi sudah mulai dikenal dan dikenakan masyarakat. "Untuk memasarkan batik Tangsel, saya harap OPD harus pakai dan beli batik yang kita miliki. Kita punya anggaran APBD Rp 3,4 triliun dan tiap dinas ada pengadaan untuk batik,” ujarnya. Airin menambahkan, dengan Festival Batik tersebut dia berharap kualitas batik Tangsel bisa lebih baik lagi. “Kita mendorong agar batik dipakai masyarakat Tangsel sehingga pemasarannya bisa ke seluruh Indonesia dan internasional,” katanya. Kata dia, industri batik merupakan industri yang sangat potensial. “Pemkot Tangsel memiliki komitmen untuk memajukan dan mengembangkan sektor ekonomi kreatif dan UKM, termasuk industri batik,” jelasnya. Sementara perancang busana Harry Darsono mengatakan, desain batik sebenarnya tidak begitu penting. Tapi yang terpenting adalah bagaimana menjualnya. “Bukan motif suatu desain yang yang dijual tapi, menjual sesuai desain pasar. Barang itu harus wah dulu baru bisa mewah harganya," ujar perancang busana yang lama menggeluti fashion di Prancis ini. Harry menambahkan, 6 motif batik yang akan dibuat nantinya bisa dicontoh, ditiru perajin batik di Tangsel, serta ia akan membuat peta penjualannya. Ia berharap batik Tangsel dalam 10 tahun ke depan bisa mendunia. "Tangsel harus bisa jadi miniaturnya Indonesia karena, ada suku Betawi dan Sunda dan lainnya. Namun tidak murni 100 persen. Maka harus punya ciri khas,” ujarnya. Di kesempatan ini, Darsono memamerkan batik yang berharga Rp 200 juta. Sekilas memang motif batik tidak menonjol seperti batik pada umumnya. Motif batik disematkan pada kain transparan dengan motif daun. (bud/bha)
Sumber: