Jangan Asal Naik Bus, Tak Ada Stiker Dirjen Hubdat Berarti Tak Layak
TANGERANG – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengingatkan pengelola angkutan umum khususnya bus, untuk melengkapi persyaratan laik operasi. Itu dilakukan agar pemudik merasa aman dan nyaman menggunakan kendaraan umun selama masa mudik Lebaran 2018 berlangsung. Bus yang dinyatakan layak operasi, akan ditempel stiker berlogo Dirjen Perhubungan Darat (Hubdat) dengan keterangan 'Laik Jalan Angkutan Lebaran'. Kepala Bagian Humas BPTJ Budi Raharjo mengatakan sejak awal Ramadan, BPTJ telah melakukan berbagai upaya untuk memberikan kenyamanan kepada penguna angkutan umum. Antara lain dengan melakukan ramp check yang dilakukan serempak di seluruh kawasan terminal Jabodetabek pada awal Ramadan lalu. Dari pengecekan tersebut didapatkan sekitar 40 persen pegusaha angkutan belum memenuhi kalaikan operasi. Di mana pelanggaran tersebut didominasi oleh kondisi kendaraan dan tidak lengkapnya dokumen kendaraan. “Ini masih ada waktu. Diharapkan pengelola memenuhi persyaratan kelaikan tersebut,” ucapnya ketika ditemui Tangerang Ekspres, Rabu (30/5). Ia mengatakan, agar nyaman selama perjalanan, pemudik diminta untuk memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga tidak bertumpu pada satu waktu tertentu saja untuk bepergian. Terlebih masa mudik kali ini lebih panjang dikarenakan libur cuti bersama dan libur sekolah yang bersamaan. Ia juga mengimbau pemudik agar tidak hanya berfokus menggunakan jalan tol semata. Sebab jalan non-tol dan arteri saat ini sudah baik untuk dilalui pengendara saat mudik. “Mudiknya jangan hanya saat H-3 dan H-2 saja. Manfaatkan waktu yang ada itu sehingga tidak ada titik jenuh di angkutan lebaran ini,” tambahnya. Informasi yang diperoleh, Dinas Perhubungan Kota Tangerang baru akan melakukan pemeriksaan kendaraan dan tes kesehatan sopir di terminal Poris Plawad mulai tanggal 8-14 Juni mendatang. Menurut Budi, PBTJ telah melakukan berbagai persiapan menyambut masa mudik 2018. Antara lain dengan menyiapkan tenaga yang akan disebar di seluruh terminal yang menjadi kewenangan BPTJ, pemanfaatan teknologi digital dan menyiapkan personel untuk membantu Jasa Marga demi kelancaran arus lalu lintas di tol khususnya tol Jakarta -Cikampek KM 19 (rest area). Dari pemanfaatan teknologi digital, sambung dia, pihaknya memanfaatkan area trafic control system (ATCS) yang akan dikonversikan dengan drone dan aplikasi penyedia informasi layanan lalu-lintas. Alasannya adalah untuk meminimalisir potensi kemacetan di ruas jalan Jabodetabek yang akan dilalui oleh angkutan lebaran. “Jika ada kemacetan di ruas jalan tertentu akan dapat kami ketahui secara cepat, sehingga dapat segera diambil tindakan dengan bekerja sama dengan dishub setempat bersama dengan kepolisian,” ujarnya. Sementara kemarin, ratusan kendaraan angkutan di sejumlah titik PO bus di Provinsi Banten dicek kelayakannya (ramp check). Hal ini dilakukan oleh PT Jasa Raharja bersama Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Banten Kementerian Perhubungan guna menekan angka kecelakaan saat arus mudik lebaran. Kepala Cabang PT Jasa Raharja Wilayah Banten Haryo Pamungkas menjelaskan, ramp check ini dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang saat arus mudik. Tidak hanya itu, ramp check juga bertujuan untuk menekan angkan kecelakaan di wilayah Banten. “Ramp check ini kerjasama dengan Kementerian Perhubungan. Tujuannya adalah memastikan kendaraan itu layak untuk digunakan pada saat arus mudik lebaran. Memastikan kendaraan yang dipakai saat lebaran dalam kondisi yang prima. Sasaran akhir ramp check untuk menekan jumlah kecelakan lalu lintas,” terang Haryo saat melakukan pemeriksaan kendaraan di PO Bus Blue Star di Pondok Cabe, Pamulang, Rabu (30/5). Ramp check sendiri, lanjut Haryo, dilakukan selama tiga hari ke depan di berbagai kota di Indonesia yang mempunya jalur mudik. Sementara di wilayah Banten, ramp check akan dilakukan di semua wilayah, dengan jumlah angkutan bus sebanyak 350 bus. “Sebagai bukti kendaraan yang sudah dilakukan ramp check oleh petugas akan diberikan bukti stiker. Jadi masyarakat nanti bisa melihat ketika stikernya ada berarti kendaraan tersebut sudah aman untuk angkutan publik,” kata dia. Kegiatan ramp check sudah masuk dalam program Jasa Raharja yaitu pencegahan kecelakaan. Menurut Haryo, jika kendaraan itu layak digunakan untuk angkutan lebaran pasti masyarakat akan terlayani dengan baik dan kecelakaan-kecelakaan yang mungkin terjadi bisa ditekan. Sehingga saat mudik, masyarakat dengan kondisi yang nyaman. Di tempat yang sama, Penguji Kendaraan Bermotor di wilayah Banten Dinas Perhubungan Kabupaten Serang Sutrisno menambahkan, pihaknya sudah mengecek sebanyak 5 kendaraan di PO Blue Star. Dari angkutan bus yang diuji tersebut, hanya empat kendaraan dinyatakan siap beroperasi. Sementara satu kendaraan lain harus diperbaiki. "Untuk di Banten memang ada 350 bus yang akan diperiksa. Kita akan melakukan ramp check di lima titik di PO Bus yang ada di Banten. Selain itu akan dilakukan di terminal-terminal. Tadi ada kaca depan retak, belum kita berikan stiker. Secara teknis retaknya sampai luar makanya harus menggantikan kaca dulu dari perusahaan. Dijelaskannya, ramp check difokuskan pada beberapa unsur penting seperti teknis dan penunjang kendaraan. Untuk unsur teknis mencakup sistem penerangan, sistem pengereman, kelaikan ban depan dan ban belakang kendaraan. Sementara unsur penunjang yang akan diperiksa adalah pengukur kecepatan, sabuk keselamatan pengemudi, kaca depan dan penghapus kaca depan atau wiper, juga kaca spion dan klakson. (mg-7/mg-6/bha)
Sumber: