Jembatan Kedaung Belum Difungsikan

Jembatan Kedaung Belum Difungsikan

TANGERANG- Jembatan Kedaung yang menghubungkan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang rampung dibangun Pemprov Banten. Sayangnya, jembatan tersebut belum difungsikan. Padahal warga sudah tak sabar ingin segera melintasi jembatan yang sempat mangkrak pembangunannya. Karena tak kunjung diresmikan penggunannya, akses jalan tersebut dimanfaatkan para pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan. Terlebih di bulan puasa, jembatan ini hampir menyerupai pasar kaget.

Pantauan Tangerang Ekspres di lokasi, belasan PKL memadati bahu jalan jembatan yang menghubungkan Kecamatan Neglasari dan Kecamatan Sepatan ini. Jasep, salah seorang pedagang mengaku setiap harinya mangkal di jembatan ini karena ramai orang berlalu-lalang.

"Ini jembatan juga belum diresmikan, kalau sore juga ramai warga yang main ke sini. Ya, hitung-hitung cari rezeki" ujarnya, Kamis (24/5).

Apabila jembatan ini sudah berfungsi, sambungnya, maka ia tak akan berdagang lagi. "Tidak bisa jualan lagi, kan kalau sudah dibuka nanti mobil bisa lewat sini. Mumpung belum dibuka dan warga ramai, saya jualan di sini saja," tutur Jasep. Ia juga merasa senang bisa berdagang di atas jembatan. Sebab, jembatan ini sudah menjadi tempat favorit untuk mangkal. "Habisnya ini jembatan mubazir sudah dibangun tapi gak dimanfaatin, ya mending dipakai jualan," pungkasnya.

Achmad Ricky Fauzan, Sekretaris Kecamatan Neglasari, mengakui jembatan Kedaung belum diresmikan karena jalan penerusnya belum dibangun lantaran ada rumah warga yang belum bisa dibebaskan. "Salah satu penyebab belum berfungsinya jembatan ini antara lain jalan penghubung selepas jembatan menuju Jalan Iskandar Muda di Kecamatan Neglasari belum dilebarkan," kata Ricky di kantornya.

Pembebasan lahan dibutuhkan untuk pelebaran jalan supaya kendaraan roda empat menjadi mudah lewat dan tidak sempit saat keluar maupun masuk Jembatan Kedaung. "Hal ini dikarenakan jalan jembatan ke arah Neglasari tampak sempit dan dikhawatirkan bisa menimbulkan kemacetan parah jika mobil diizinkan melintasi Jembatan Kedaung," papar Ricky.

Akan tetapi, ia mengatakan pembebasan lahan bukan wewenang kecamatan karena yang berhubungan dengan pembebasan adalah dinas terkait. "Kelurahan dan Kecamatan bisa membantu menyosialisasikan kepada warga apabila nanti akan ada pembebasan lahan," pungkasnya.

Jembatan yang dibangun dengan dana APBD Provinsi Banten tahun 2016 ini telah rampung pada mei 2017. Jembatan dibiarkan tak berfungsi untuk mobil melintas dengan cara ditutup di bagian akses jembatan. Meski begitu, warga seringkali membobol besi dan menggeser beton penutup jembatan supaya bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki.

Beton masih terpasang di akses masuk jembatan, baik dari arah Sepatan Timur maupun dari arah Neglasari dengan celah sekitar satu meter di sisi kiri dan kanannya. (mg05)

Sumber: