Hari Pertama Menggembirakan

Hari Pertama Menggembirakan

TANGERANG--Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berjalan lancar. Belum ada laporan terkait adanya hambatan pelaksanaan UN. Seperti disampaikan Ketua Panitia UNBK SMK N 1 Kota Tangsel Surnamah saat ditemui di sekolah tersebut, Senin (2/4). “Sudah dua kali melaksanakan UNBK, ini yang ke tiga. Karena sudah pengalaman dengan hambatan yang sebelumnya pernah dialami jadi kami tahu antisipasinya,” kata Surnamah. Bukan hanya modal pengalaman, Surnamah mengatakan sebelumnya SMKN 1 Kota Tangsel sudah melakukan simulasi sebanyak dua kali. Dalam simulasi siswa mengerjakan 50 soal. Sehingga, petugas maupun murid sudah paham terkait proses UNBK. “Sudah ada simulasi yang difasilitasi dari pemerintah. Ikut dua kali pada Januari akhir dan awal Febuari. Pada hari biasa juga sudah sering ujian dengan menggunakan komputer,” beber Surnamah. Menurut dia, untuk UNBK SMKN 1 Kota Tangsel menggunakan 4 laboratorium. Di mana masing-masing ruangan diisi oleh 35 siswa. SMKN 1 Kota Tangsel melangsungkan empat mata pelajaran dalam UNBK, yakni Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia dan Teori Kejuruan. “Peserta UNBK di sini ada 424 siswa. UNBK dilakukan hingga tiga sesi. Dulu hanya dua sesi, karena siswa lebih banyak makanya sampai tiga sesi. Komputer kami sudah cukup bahkan untuk SMP ada yang menumpang ujian. Di tiga lab menggunakan personal komputer, sedangkan 1 lab menggunakan laptop,” ujarnya. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Taryono mengatakan UNBK SMK yang dimulai pada 2 April kemarin berlangsung aman dan lancar. Ia berpesan kepada sekolah agar pengamanan dan penjagaan tetap diperketat. Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten E. Kosasih Samanhudi mengungkapkan secara umum pelaksanaan UNBK SMK berjalan lancar di seluruh daerah di Banten. Hal tersebut berdasarkan data dari Tim Helpdesk UNBK tingkat Provinsi Banten. "Ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu kepada standar kompetensi kelulusan," kata Kosasih saat ditemui di Posko UNBK di Kantor Dindikbud Banten, KP3B, Kota Serang, Senin (2/4). Menurut Kosasih, pada UN tahun ini dilaksanakan dengan menggunakan dua metode. Pertama ujian nasional berbasis computer (UNBK), metode kedua, ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) dengan menggunakan naskah soal dan lembar jawaban ujian nasional berbasis kertas dan menggunakan pensil. “Dalam penyelenggaraan ujian nasional, database ujian dasar dalam penyusunan rencana kegiatan sangatlah diperlukan. Sehingga kegiatan ujian nasional dapat berjalan dengan lancar,” jelasnya. Sekretaris Dindikbud Banten Ardius Prihantono mengatakan, pada hari pertama pelaksanaan UNBK, pihaknya menerima 22 laporan yang masuk ke tim helpdesk tingkat provinsi dari delapan kabupaten/kota. “Laporan tersebut terkait permasalahan teknis yang disebabkan human error, dan perangkat yang kurang baik yang dimiliki oleh sekolah. Namun, semuanya segera diselesaikan sehingga tidak mengganggu keberlangsungan UNBK,” kata Ardius. Selain persoalan human error dan perangkat milik sekolah yang kurang memadai, lanjut Ardius, di Kecamatan Tigaraksa ada empat sekolah yang terlambat mengikuti UNBK disebabkan padamnya aliran listrik. “Namun setelah dilakukan komunikasi tim helpdesk sekolah dan Kabupaten Tangerang, persoalan listrik bisa segera diselesaikan. Artinya secara garis besar, UNBK hari pertama cukup menggembirakan dan berjalan lancar,” ujarnya. Ia mengaku, ada beberapa pelajar SMK yang tidak bisa mengikuti UNBK disebabkan sakit. Hingga saat ini, kata Ardius, kendala teknis UNBK bisa diselesaikan dengan cepat dan baik. “Ada permasalahan namun bisa ditangani, dan persoalan tersebut tidak terlalu signifikan,” ujarnya. Di lokasi yang sama, Koordinator Helpdeks UNBK Bagus Pantoe Aryanto mengatakan, kinerja helpsdeks melakukan pengawalan proses pendataan peserta UNBK, dan mempersiapkan sekolah untuk menghadapi UNBK. “Server yang sudah disiapkan sebanyak 1.660 server, dari jumlah tersebut 1.384 yang digunakan sedangkan sisanya adalah server cadangan,” kata Bagoes. Dalam proses penyelesaian kendala dalam pelaksanaan UNBK, lanjut Bagus, ada tiga sistem yang dilakukan. Pertama memanfaatkan proctor dan teknisi yang sudah standby di sekolah. Jika pihak sekolah tidak bisa menyelesaikan, maka tim helpdesk pada tingkat kabupaten/kota yang menyelesaikan persoalan tersebut. “Jika di tingkat kabupaten/kota juga tidak bisa, maka tim helpdesk provinsi yang akan mengambil upaya penyelesaian. Dalam proses penyelesaian di tiga tingkatan tersebut, kami menggunakan standar waktu paling lama 60 menit. Jika dalam waktu tersebut tidak bisa diselesaikan maka pihaknya meminta kepada peserta untuk mengikuti UNBK ulang,” ujarnya. Di Kota Tangerang, hari pertama UNBK juga berjalan lancar. Seperti terpantau di SMKN 3 Tangerang, Senin (2/4). Ada empat ruangan yang telah disediakan untuk melaksanakan ujian nasional di sekolah jurusan perhotelan, tata boga dan kecantikan ini. Sebanyak 40 unit komputer sudah disiapkan pada masing-masing ruangan ujian. "Pada tahun ini ada 388 siswa yang ikut UNBK. Mereka sudah diberikan motivasi sebelum melakukan ujian seperti istighosah, tryout dan lain-lain," ujar Kepala SMKN 3 Tangerang Endah Resmiati. Ia menerangkan di SMKN 3 terdapat empat ruangan yang masing-masing diisi oleh 40 Komputer untuk UNBK. "Yang digunakan itu 33 Komputer dan sisanya cadangan untuk berjaga-jaga. Ya minimal harus ada cadangan," tuturnya. Menurutnya, di hari pertama pelaksanaan ujian ini tidak ada kendala berarti dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Kendalanya semakin ke sini semakin limit. Kalau dulu sih ada misalnya saat soal Matematika itu kan banyak gambarnya, otomatis komputer menjadi lambat," tutur Endah. Dari Jakarta dilaporkan, Mendikbud Muhadjir Effendy menjamin ketersediaan listrik dan jaringan internet tidak akan terganggu selama UNBK berlangsung. Tahun ini jumlah peserta UNBK meningkat 6.293.552 peserta dibanding sebelumnya 3.782.453. “Untuk UNBK kan belum seluruh provinsi siap 100 persen. Baru ada 19 provinsi yang betul-betul 100 persen UNBK. Sisanya masih ada yang 80,90 persen. Yang paling rendah adalah 60 persen,” kata Muhadjir pada saat sidak di SMK 29 Jakarta kemarin (2/4). Daerah terpencil akan menjadi prioritas Kemendikbud. Caranya dengan memberikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan agar bisa segera memenuhi ketentuan standar UNBK. “Justru kita mulai pada daerah pinggiran. Jawa kita anggap sudah selesai. Kita akan fokus ke pinggiran yang selama ini belum siap UNBK. Kita juga memberikan perhatian khusus pada daerah UNKP karena tingkat kelayakannya masih harus ditingkatkan," ungkapnya. Menurut Muhadjir, sebenarnya sekolah perbatasan sudah banyak yang mampu menyelenggarakan UNBK. Namun, ada peraturan daerah yang mengharuskan ujian dilaksanakan dengan tertulis. Dia mencontohkan di salah satu kabupaten di Maluku. "SMK-nya sebenarnya sudah siap melakukan UNBK. Namun ada kebijakan dari pemda bahwa semua masih harus UNKP sampai tahun ini," ungkapnya. Sejauh ini, Muhadjir mengaku belum ada kendala di daerah. “Kerja sama dengan PLN dan Telkomsel sudah dimulai sejak kemarin (Minggu, Red),” tuturnya. Untuk SMK yang masih UNKP, Muhadjir juga tidak khawatir akan soal yang belum terdistribusi atau bocor. “Saya minta dijamin Kabalitbang, bahwa satu bulan sebelum unas ini diselenggarakan, soal yang berbasis kertas harus sudah ada di lokasi dan dalam pengawasan,” ungkapnya. (mg-7/mg-05/tb/bha))

Sumber: