SDIT Al-Itqon, Belajar Membuat Kompos
BALARAJA – Mengelola sampah menjadi berguna dan bermanfaat tidak cukup dengan teori. Hal tersebut yang dilakukan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Al-Itqon, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, siswa praktik membuat sampah menjadi kompos langsung ke tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST), Cisauk, Kota Tangsel. Dengan didampingi beberapa personil pengelola TPST Cisauk, sebanyak 46 siswa kelas satu, belajar memilah sampah kering dan basah untuk diproses menjadi kompos yang berguna untuk tanaman. Sekaligus juga memberikan nilai tambah secara ekonomis. Seluruh siswa langsung diajak keliling meninjau lokasi pembuatan kompos yang dikelola oleh pemerintah ini. Mustofa, satu seorang pengelola TPST Cisauk, menjelaskan kepada seluruh siswa SDIT Al-Itqon, terkait dengan proses pembuatan kompos yang berasal dari sisa-sisa dedaunan, sayuran dan tumbuhan yang biasa terdapat di tempat sampah. Menurut Mustofa, sebenarnya membuat kompos tidaklah sulit. Sampah yang biasa berada di lingkungan bisa dimanfaatkan. Yang terpenting, bisa mengolahnya. Dengan alat yang sederhana pengolahan kompos bisa dilakukan. "Sampah yang biasanya menjadi masalah bisa ditasi. Tidak hanya bisa bermanfaat dijaikan kompas, akan tetapi bisa memiliki nilai tambah. Karena kompos yang dihasilkan banyak diminati sebagai pupuk untuk tanaman," terang Mustofa. Ditemui ditempat terpisah, Qomaruzzaman, Direktur SDIT Al-Itqon Balaraja, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut, adalah sarana pengenalan kepada anak tentang pemanfaatan sampah. Minimal anak bisa mengetahui macam-macam sampah, yang bisa diolah maupun tidak. Sedangkan untuk pengolahannya dilakukan secara bertahap. Mengingat sebagian besar dari mereka belum memehami secara detail tentang pengolahan sampah menjadi kompos. "Harapannya agar siswa mampu menularkan apa yang mereka pelajari kepada temannya, serta diterapkan di sekolah atau di rumah masing-masing dan menjadi pengetahuan tersendiri," ujar Komaruzzaman. (mas)
Sumber: