Program Kampanye Awal Musim Tak Berjalan

Program Kampanye Awal Musim Tak Berjalan

SEPATAN –Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabupaten Tangerang mulai menggelar kampanye awal musim, yakni program mengelola lahan pertanian secara serempak guna mencegah serangan hama dan penyakit. Namun sayangnya program ini tidak dapat dilakukan lantaran persoalan ketersediaan air yang tidak merata di areal pertanian yang ada. Kepala BPP Sepatan Anwar menjelaskan, kampanye awal musim meliputi pengelolalahan pertanian mulai penyiangan, pemupukan, pembibitan dan penanaman. Seluruhnya harus dilakukan serempak oleh seluruh petani di Kabupaten Tangerang. Namun ketika BPP melakukan kampanye awal musim ini tidak bisa diterapkan oleh seluruh petani. “ Ketika kami melakukan kampanye awal musim. Ada petani yang belum tanam, ada yang sudah tanam dan ada yang lagi manen. Ini karena ketersedian air yang tidak merata, jadi sulit untuk mengompakkan para petani” kata Anwar di ruang kerjanya kepada Tangerang Ekspres, kemarin (23/3). Anwar menjelaskan, BPP Sepatan membina petani di Kecamatan Sepatan, Sepatan Timur, Sukadiri dan Pakuhaji. Kebutuhan air di wilayan ini bersumber dari saluran sekunder Sungai Cisadane ke arah Sepatan menuju Mauk (Saluran tersier). Kemudian, dalam saluran tersier ini memiliki empat pintu air untuk mengatur kebutuhan air di wilayah tersebut dan sekitarnya. Persoalan pengaturan air, Anwar menyebutkan, koordinasi antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang dan BPP masih belum bersinergi. Anwar mengatakan, dalam peningkatan produksi pangan mesti memperhatikan infrastruktur saluran air. Ini karena ketergantungan bidang pertanian didominasi dengan air. Jadi, dia berharap persoalan pengairan tidak menjadi hal yang bersifat terus-menerus. Terkait merosotnya produksi padi di beberapa wilayah, Anwar menyebutkan, tidak meratanya ketersedian air menyebabkan tidak tertanggulanginya hama dan penyakit menyerang pertanian padi. Ini lantaran petani tidak serempak menanam padi. Di tempat berbeda, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Rawa Banteng Suherman membenarkan jika ketersedian air untuk lahan persawahan tidak merata, bahkan kekurangan. Menurutnya, lahan persawahan di Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur seluas 155 hektare, tidak seluruhnya kebagian air atau mendapatkan debit air yang cukup. “Hal itu diakibatkan pengaturan air dan pemeliharan infstruktur saluran air yang tidak berjalan dengan baik. Ini saya rasakan sejak 2008 lalu,” kata Suherman.(mg-2)

Sumber: