Ratusan Pelajar Sambangi BPBD Kabupaten Tangerang
Pantang pulang sebelum padam. Kalimat tersebut merupakan motto pasukan pemadam kebakaran (Damkar). Di kala api berkobar dan menghanguskan bangunan, bahkan menelan korban jiwa, kehadiran pasukan berseragam biru itu sangat dinanti. Walau sekali-sekali, jempol tangan kanan diacungkan ketika berhasil menjinakkan si jago merah, namun seringkali dicaci maki dan dicemooh kala datang terlambat. Di samping mempunyai tujuan mulia, yaitu menyelamatkan orang banyak, sebagai manusia biasa tentu petugas Damkar was-was akan keselamatan dirinya. Guna mengenali profesi Damkar, perlengkapan, dan cara memadamkan api, ratusan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nurul Fitri menyambangi kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Jalan Raya PLP Curug, Kecamatan Curug, Kamis (22/3). Padahal, tempat anak-anak itu mengenyam pendidikan berlokasi di Kelurahan Binong, Kecamatan Curug. Kehadiran mereka didampingi para guru. Para pelajar tersebut dibekali teori dan praktik, yang dikomandoi oleh Pengendali Operasi BPBD Kabupaten Tangerang Ahmad Mahfud. Segala kelengkapan yang digunakan pasukan Damkar saat bertugas di lapangan, seperti baju tahan api, diperkenalkan kepada mereka. Tidak lupa untuk mengajarkan mereka cara memegang selang dan menyemprotkan air ke arah kobaran api. “Tidak hanya menyampaikan materi, tetapi langsung praktek. Mulai dari cara penanggulangan kebakaran dengan cara tradisional menggunakan karung basah, penanganan kebakaran dengan tabung api atau Apar (alat pemadam api ringan), cara menggunakan selang mobil pompa, dan sebagainya,” kata Edo -sapaan akrab Ahmad Mahfud- kepada Tangerang Ekspres. Menurut dia, pengenalan profesi Damkar terbuka untuk siapa saja. Kendati demikian, harus disampaikan surat permohonan terlebih dahulu. Dalam permohonan itu dicantumkan jadwal berkunjung ke kantor BPBD. Jika tidak ada kegiatan, jadwal yang diajukan diikuti. Namun tugas demi kepentingan umum lebih diutamakan. “Jadwal itu juga bisa diubah apabila ada hal mendesak, seperti terjadi kebakaran. Tugas demi kepentingan umum, harus lebih diutamakan. Kami menyambut baik jika ada pihak sekolah yang mengajukan (pengenalan profesi Damkar), selain lebih dekat, mereka memahami dengan benar,” ucap Edo. Di sisi lain, dia mengaku, desain gedung BPBD saat ini belum memadai untuk ruang bermain anak-anak, jika yang berkunjung peserta didik Taman Kanak-Kanak (TK). Saat ini, anak-anak berkumpul di ruang utama. Salah satu guru SMP Nurul Fitri, Anwarudin menyebutkan, sebanyak 133 pelajar yang dibawa pada pengenalan profesi Damkar itu. Kegiatan ini kali pertama dilakukan, karena biasanya para pelajar berkunjung ke kantor Bank Indonesia (BI) dan PT Teh Sosro di Jakarta. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, tadi para pelajar merasa senang sekali. Siapa tahu ke depan ada yang masuk ke pasukan Damkar,” imbuh guru mata pelajaran Penjaskes dan komputer itu. (*)
Sumber: