Insentif Guru Ngaji Dibagi Per Kecamatan

Insentif Guru Ngaji Dibagi Per Kecamatan

PAMULANG-Ribuan guru ngaji, marbot masjid dan amil di Kota Tangsel bakal segera mendapatkan insentif dari pemerintah. Targetnya, dana stimulan itu dicairkan pada akhir Maret ini. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat pada Pemkot Tangsel Edi Wahyu mengatakan, pencairan ini merupakan yang pertama di triwulan pertama tahun anggaran 2018. Insentif ini diberikan kepada guru ngaji, marbot masjid dan amil. "Penyaluran insentif dilakukan di tiap kecematan, sama seperti tahun 2017," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (21/3). Edi menambahkan, berdasarkan data 2016 yang ia miliki di Kota Tangsel ada 3.326 orang guru ngaji, amil 521 orang dan marbot 625 orang. Bantuan yang diberikan pemkot tidak besar hanya Rp1,2 juta per tahun. Pencairannya dilakukan dengan cara transfer melalui rekening masing-masing. Masih menurut Edi, nilai bantuan untuk masing-masing penerima sudah ditentukan oleh pemerintah. Cuma pendataannya dilakukan oleh kecamatan masing-masing. "Bantuan yang diberikan sebesar Rp300 ribu, dicairkan per tiga bulan," tambahnya. Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Pamulang Hamdani HS mengatakan, di Pamulang jumlah guru ngaji ada 618 orang, marbot 88 orang dan amil 71 orang. Jumlah tersebut tersebar di tujuh kelurahan. "Satu bulan dapat insentif Rp100 ribu dipotong 6 persen untuk pajak," katanya. Hamdani menambahkan, insentif yang diberikan tidak besar namun, nilai itu adalah bentuk perhatian pemkot Tangsel kepada warga yang sudah mengabdi. Baik memberikan pelajaran mengaji, menjaga kebersihan masjid dan maupun sebagai amil. "Insentif tersebut merupakan kebijakan pimpinan dan ini ucapan terima kasih kepada mereka," tambahnya. Penyuka olah raga bulu tangkis tersebut menjelaskan, di Pamulang ada yang sudah menjadi amil selama 25 tahun. Ini merupakan hal yang luar biasa dan patut mendapat apresiasi, terutama dari pemerintah. Menurutnya, pencairan dana bantuan, disambut baik oleh para penerima. "Meskipun tidak besar tapi, diharap bisa membantu ekonomi keluarga, karena kita melakukannya secara ikhlas," jelasnya. Salah satu marbot, Komar mengatakan, insentif tersebut sangat berarti baginya. Ia mengaku menjadi marbot sudah lebih dari dua tahun dan penghasilannya tidaklah seberapa sebagai marbot. "Alhamdulillah bisa menambah uang dapur dan tambahan biaya sekolah anak," katanya. (bud/esa)

Sumber: