Tangerang United, Arief dan Airin Oke, Zaki?
TANGERANG-Walikota Tangerang Arief R Wismansyah ingin menghidupkan kembali sepakbola Tangerang yang mati suri. Ia bahkan, ingin menyatukan visi tiga wilayah, Kota Tangerang, Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang, untuk membentuk kesebelasan baru yang dengan nama 'Tangerang United'. Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mendukung gagasan Arief. Arief mengatakan, harus menyamakan visi dengan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany dan Bupati A.Zaki Iskandar untuk membentuk klub ini. "Era baru sepakbola Tangerang harus dimulai. Dengan melebur kerjasama dengan tiga wilayah, akan terbentuk tim yang lebih kuat dengan dukungan suporter yang lebih kompak dan solid tanpa tawuran. Katakanlah, namanya Tangerang United, ini akan menjadi milik warga Kota Tangerang, Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang," jelasnya kepada Tangerang Ekspres. Ide membentuk klub baru itu, sebagai salah satu solusi untuk mencari cara menangkal tawuran antar suporter. Arief menjelaskan, saat Persita dan Persikota ikut kompetisi divisi utama di era 2000-2012, terjadi gesekan yang sangat kuat, antara Benteng Viola, pendukung Persita dengan Benteng Mania (Betmen), pendukung Persikota. Tak jarang terjadi tawuran yang memakan korban. "Dengan membentuk klub baru yang didukung oleh masyarakat di tiga wilayah, gesekan antar suporter bisa ditekan. Karena, klub baru itu milik bersama," papar pria yang menamatkan kuliah di Western Michigan University, Amerika Serikat ini. Seperti diketahui, kejayaan sepakbola Tangerang tenggelam. Dua kesebelasan, Persita dan Persikota pernah mengarungi kerasnya kompetisi sepakbola tanah air di kasta tertinggi Kini, tinggal Persita yang masih eksis berlaga di Liga 2, kompetisi level dua. Persikota, mati suri. Ambruknya kejayaan dua tim sepakbola tersebut tak lepas dari ulah suporter yang selalu membuat keributan setiap pertandingan. Korban jiwa pun tak terelakkan. Februari 2012, menjadi awal kelam sepakbola Tangerang. Polres Metro Tangerang tak mau mengeluarkan izin untuk pertandingan sepakbola di Stadion Benten, Kota Tangerang. Penyebabnya, MUI Kota Tangerang telah mengeluarkan fatwa haram menggelar sepakbola di Stadion Benteng. Sejak itulah, Persikota mulai redup. Tak mampu mengarungi kompetisi, lantaran tak punya tempat untuk bermain. Namun, Persita tetap bertahan, meski harus bermain di luar Tangerang. Persita harus menyewa stadion di luar Tangerang, untuk menjamu lawan-lawannya. Hingga kini, di Liga 2, masih menggunakan stadion sewaan. Fatwa haram tersebut sampai saat ini belum dicabut. Arief melanjutkan, sudah menyampaikan ide ini kepada Bupati A. Zaki Iskandar. Dalam sebuah kesempatan, ia mengajak Zaki untuk membentuk klub sepakbola baru yang didukung tiga kepala daerah, Walikota Tangerang, Walikota Tangsel dan Bupati Tangerang. "Sudah saya sampaikan ide ini kepada Bupati Tangerang. Memang perlu kerja bareng dan kajian yang lebih dalam lagi. Prinsipnya, agar masyarakat mendapat hiburan dari sepakbola, punya kebanggaan dan yang pasti bisa menikmati sepakbola tanpa tawuran dan keributan," tegasnya. Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany menyatakan setuju wacana akan dibentuk Tangerang United. Airin mengatakan, dengan adanya Tangerang United juga akan menyatukan Kabupatan Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangsel dalam satu kesatuan klub. Sehingga, kekuatan Tangerang akan lebih besar dalam dunia sepakbola nantinya. “Kalau memang itu kesepakatan teman-teman di Kabupaten dan Kota Tangerang, kita (Tangsel) pasti mendukungnya,” kata Airin, Kamis (2/1). Airin mengakui untuk memadukan tiga wilayah tidaklah mudah. Namun, katanya, tidak ada salahnya disatukan apalagi untuk kebaikan bersama. “Walaupun ada beberapa wacana masukan, belum tentu mudah memadukan dua klub yaitu Persikota dengan Persita. Kalau Tangsel kan masih dalam rintisan,” ucapnya. Khusus untuk Kota Tangsel dia sangat mendorong tim U-14 agar terus dikembangkan potensinya. Sehingga Kota Tangsel dapat menciptakan pesepakbola yang profesional. “Saya terus mendorong untuk anak yang di bawah umur itu. Agar terus digalakkan kegiatan tersebut. Sehingga kita bisa menghasilkan bibit-bibit. Manakala bibit ini sudah berhasil, kita dorong untuk masuk klub profesional,” tambahnnya. Pemkot Tangsel akan mendukung tim U-14 dengan mengikutsertakan pada pertandingan secara rutin. “Jadi kita tahu bibit unggul, kita dorong ke tingkat selanjutnya. Boleh bangun, tapi jangan jadi beban pemerintah. Harus mandiri,” ujarnya. Mantan kapten Timnas Indonesia Firman Utina berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang mencabut fatwa haram pada pertandingan sepakbola di Stadion Benteng, Tangerang. Dia menganggap ketiadaan kompetisi profesional membuat sepakbola wilayah tersebut lambat berkembang. “Sepakbola bukan haram. Kalau haram, anak-anak di SSB (sekolah sepak bola) ini bakal ke mana? Jika ada Persita dan Persikota, motivasi mereka bisa timbul agar bisa bermain sampai sana," katanya. Mantan pemain Persita Tangerang tersebut membuka SSB di Tangerang bersama FU15 Bina Sentra sejak 2016. Fatwa MUI dianggap Firman berbenturan dengan visi dan misi banyak pihak yang ingin mengembangkan sepakbola sejak usia dini seperti dirinya. Dia mencontohkan, ribuan siswa di sebuah akademi nantinya akan naik kelas untuk membela berbagai klub, mulai Liga 3 level amatir hingga Liga 2. Tak menutup kemungkinan berkiprah di liga profesional di masa depan. "Kalau tidak ada tujuan, mereka bingung setelah main di akademi akan main di klub mana. Usia dini ini mudah-mudahan jauh dari narkoba. Tapi mereka butuh fasilitas," tutur Firman, yang menghabiskan karier lima musim membela Persita. "Kalau kita punya Persita Tangerang atau Persikota, anak-anak ini punya tujuan dan bersaing untuk jadi pemain terbaik profesional. Mohon dicabut itu fatwa, tolong," kata Firman Utina. (mg-7)
Sumber: