Jumlah Peserta Pendidikan Kesetaraan Berkurang

Peserta pendidikan kesetaraan di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang sedang melakukan ujian, beberapa waktu lalu. (DINDIKBUD KAB. SERANG FOT TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Jumlah peserta program pendidikan kesetaraan di Kabupaten Serang berkurang. Tahun ini jumlah peserta sebanyak 14.468 orang, sementara tahun 2024 sekitar 16.000 orang.
Jumlah peserta itu meliputi peserta pendidikan kesetaraan paket A (setara SD), B (setara SMP), dan C (setara SMA). Mereka ada di 84 pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di Kabupaten Serang.
“Ya, ada penurunan (pengurangan jumlah peserta pendidikan kesetaraan), seribuan orang,” kata Kepala Seksi Kesetaraan, Keaksaraan, Kursus, dan Pelatihan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang, Roi Simbara saat ditemui Tangerang Ekspres di ruang kerjanya, Rabu (22/10).
Menurut Roi, penyebab pengurangan jumlah peserta program kesetaraan bermacam-macam. Di antaranya, setelah mereka mengikuti ujian pendidikan kesetaraan, mereka lulus, sehingga tidak menjadi peserta lagi.
“Peserta ini kan orang yang putus sekolah, seiring lulus, mereka berkurang, setiap tahun, angka putus sekolah itu berkurang, karena lulus,” ujarnya.
Peserta pendidikan kesetaraan yang mengikuti ujian kemungkinan besar lulus. Kelulusan ditentukan oleh PKBM, tidak lagi berdasarkan hasil ujian nasional.
Roi mengatakan, peserta program pendidikan kesetaraan yang berkurang signifikan adalah peserta program pendidikan kesetaraan paket A.
“Yang tidak lulus SD itu hampir mungkin sekarang sudah tidak ada, kalau pun ada, itu generasi sepuh,” paparnya.
Roi mengungkapkan, harus ada pembelajaran bagi peserta program pendidikan kesetaraan, karena program tersebut masuk Sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Ada Satuan Kredit Kompetensi (SKK), satu mapel (mata pelajaran) 30 SKK, dihitung per semester berapa, (sehingga) dalam seminggu pertemuan berapa kali,” tuturnya.
Ada tiga metode pembelajaran dalam program pendidikan kesetaraan, kata Roi, yaitu metode tatap muka, metode tutorial, dan metode mandiri. Untuk metode tatap muka, kegiatan pembelajaran dilakukan di kelas seminggu dua kali pada Sabtu dan Minggu.
Untuk metode pembelajaran tutorial, peserta kumpul di suatu tempat lalu memanggil tutornya. Adapun untuk metode pembelajaran mandiri, peserta belajar sendiri di rumah dengan bimbingan tutor.
“Metode pembelajaran mandiri ini banyak ditemui di kota-kota besar dengan istilah home schooling. Tutornya dari PKBM tempat peserta mendaftar,” ungkapnya.
Saat ditanyakan apakah program pendidikan kesetaraan ini gratis atau berbayar, Roi mengatakan program pendidikan kesetaraan ini dari sisi pembiayaan dibagi menjadi dua, yakni program yang mendapatkan bantuan operasional (BOP) dan program yang tak mendapatkan BOP.
Sumber: