Pemerintah Dinilai Lambat Atasi Truk Tambang

Masyarakat Bojonegara menyuarakan aspirasinya pada aksi damai yang berlangsung di jalan Bojonegara-Puloampel, tepatnya Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Rabu (22/10). (AGUNG GUMELAR/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Masyarakat Bojonegara, Kabupaten Serang menilai bahwa pemerintah lambat dalam mengatasi permasalahan truk tambang yang marak melintas di jalan Bojonegara-Puloampel.
Pasalnya, aktivitas truk tambang sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu, dan sering memakan korban akibat kecelakaan, serta kemacetan dan debu tebal yang membuat banyak masyarakat mengalami penyakit ISPA.
Hal itu disampaikan koordinator aksi damai Herman saat diwawancarai wartawan di sela-sela aksi berlangsung, di jalan Bojonegara-Puloampel, tepatnya Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Rabu (22/10).
Pantauan di lokasi, aksi damai dilakukan di tengah jalan Bojonegara-Puloampel dengan menghadang truk tambang yang hendak lewat, yang membuat kemacetan panjang pun terjadi.
Aksi dimulai sekitar pukul 09.30 WIB, satu persatu masa aksi menyuarakan aspirasinya, hingga pukul 10.30 WIB aksi damai pun selesai, aparat kepolisian dari Polsek Bojonegara hadir, untuk melakukan pengamanan dan penertiban lalu lintas.
Herman mengatakan, keberadaan truk tambang menyebabkan masalah serius mulai dari kemacetan, intensitas debu yang tinggi, hingga sering menimbulkan kecelakaan.
Pihaknya hanya menginginkan, pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib masyarakat Bojonegara, yang setiap harinya harus berdampingan dengan truk tambang.
"Marak sekali truk tambang melewati jalan ini, mengakibatkan kemacetan, kecelakaan, dan debu yang tebal. Kami melakukan aksi ini agar pemerintah baik Pemkab Serang maupun Pemprov Banten, bisa lebih memperhatikan nasib masyarakat Bojonegara," katanya.
Pihaknya juga mempertanyakan, apakah pemerintah harus menunggu ada tragedi terlebih dahulu baru kemudian dilakukan penanganan, dan keinginan dari masyarakat yaitu harus benar-benar ditutup proyek tambang ini atau buat kebijakan yang relevan.
"Aktivitas truk tambang ini sudah sejak lama, ada banyak kecelakaan yang terjadi akibat truk tambang, apakah harus ada tragedi dulu baru bertindak atau seperti apa gitu. Kami inginkan, masalah truk tambang ini harus diselesaikan dengan baik," ujarnya.
Dikatakan Herman, masyarakat di sini setiap hari khawatir akan terjadi lakalantas dan mengancam korban jiwa, terdapat sekolah di pinggir jalan yang mengancam anak-anak apabila tidak ada tindakan serius dari pemerintah.
Pihaknya berharap, ada kenyamanan yang harus diberikan kepada masyarakat Bojonegara, karena nyawa masyarakat selama ini terancam dengan keberadaan truk tambang.
"Kami sebagai orangtua juga khawatir, karena takut terjadi laka lantas terhadap anak kami ketika sekolah, yang berangkat kerja juga pasti terjebak macet. Kita sepakat, jalan Puloampel-Bojonegara, agar pemerintah kabupaten, gubernur, dan pusat membuat dua jalan atau empat jalur, karena jalan ini sudah tidak bisa menampung banyaknya kendaraan yang melintas," ucapnya.
Kata Herman, pemerintah telah membuat produk hukum yaitu pembatasan jam operasional truk tambang, yang sejauh ini sudah mulai mematuhi aturan namun tetap saja ada yang masih membandel.
Sumber: