Gerilya Pembangunan Kota Serang, Antara Berbenah atau Bersolek

Wali Kota Serang Budi Rustandi memaparkan rencana pembangunan dan penataan Kawasan Royal kepada warga serta para pedagang dalam pertemuan yang digelar beberapa waktu lalu.-(Aldi Alpian Indra/Tangerang Ekspres)-
“Royal ini wajah depan Kota Serang. Kita ingin menata ulang agar jadi kawasan yang hidup, indah, dan menarik bagi warga maupun pendatang,” ujarnya.
Budi mengatakan, pemerintah akan menertibkan kawasan Royal dari praktik-praktik pungutan liar dan menata ulang tata letak pedagang. “Pedagang di pinggir jalan yang tidak resmi harus ditata. Kita juga akan mendorong pemilik toko mempercantik bangunannya agar selaras dengan estetika kawasan,” katanya.
Sebagai langkah awal, pemerintah merancang berbagai kegiatan rutin untuk menghidupkan suasana Royal, seperti konser kecil, kegiatan kuliner, dan pasar malam setiap akhir pekan. “Saya juga akan ikut turun langsung. Saya ingin kawasan ini hidup setiap malam Sabtu dan Minggu,” kata Budi.
Selain itu, Pemkot juga berencana membuat peta kawasan Royal, menanam pohon, menyediakan ruang iklan kreatif, dan menciptakan titik-titik foto estetik agar Royal menjadi destinasi wisata perkotaan. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menganggarkan sekitar Rp 10 miliar guna membangun pedestrian dan infrastruktur pendukung di kawasan Royal.
Menurut Budi, seluruh proyek ini dilakukan dengan semangat kolaborasi dan disiplin kerja tinggi. Ia menegaskan bahwa setiap perangkat daerah harus bekerja selaras, bukan berjalan sendiri-sendiri.“Saya ingin pemerintahan yang cepat dan responsif. Kalau saya punya ide malam hari, saya bisa langsung hubungi kepala dinas. Pemerintahan ini harus bergerak dinamis,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa arah pembangunan Kota Serang bukan hanya menata ruang, tetapi juga mengembalikan kebanggaan warga terhadap kotanya. “Kita ingin warga bangga tinggal di Serang. Kalau kawasan tertata, ekonomi bergerak, dan wisata tumbuh, itu artinya kita berhasil,” ujarnya.
Seluruh program penataan kawasan itu dijadwalkan mulai berjalan pada tahun 2026 melalui anggaran perubahan. Meski demikian, sebagian kegiatan telah lebih dulu bergulir, khususnya pembangunan pedestrian di Kawasan Royal yang mulai dikerjakan sejak akhir September tahun ini.
Sementara itu, Ketua Satgas Percepatan Pembangun dan Investasi Kota Serang Wahyu Nurjamil menegaskan arah pembangunan Kota Serang berfokus pada peningkatan sarana dan prasarana perkotaan, sekaligus membuka ruang besar bagi pertumbuhan ekonomi baru. Seluruh langkah tersebut terangkum dalam visi dan misi Wali Kota Serang Budi Rustandi yang dikenal dengan jargon “Serang Bagus”, yang diarahkan bukan sekadar pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembentukan ekosistem ekonomi yang berdaya saing dan menarik bagi investor.
Wahyu menjelaskan bahwa visi besar “Serang Bagus” mencakup sejumlah kawasan strategis yang menjadi prioritas revitalisasi. Fokus pembangunan, kata dia, saat ini diarahkan pada kawasan Pasar Lama, Alun-alun, Royal, hingga Jalan Diponegoro, serta perbaikan Pasar Kepandean dan Pasar Induk Rau.
“Semua ini adalah bagian dari upaya menjadikan Kota Serang sebagai destinasi wisata perkotaan yang tertata dan nyaman, sekaligus memunculkan pusat-pusat ekonomi baru bagi masyarakat,” ujar Wahyu.
Menariknya, arah pembangunan Kota Serang tidak semata-mata mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Wahyu menegaskan, pemerintah kota saat ini menerapkan pola pembiayaan kolaboratif antara APBD, APBN, dan juga sektor swasta.
“Tidak semua proyek pembangunan ditanggung oleh APBD. Misalnya, pembangunan di kawasan Kepandean didukung oleh APBN, APBD, serta kerja sama dengan pihak swasta melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Perindustrian dan Perdagangan (DinkopUKMPerindag),” jelasnya.
Sedangkan untuk kawasan Royal, pembiayaan berasal dari APBD Kota Serang. Adapun revitalisasi Pasar Lama dikerjakan melalui kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI), Bank BJB, dan PT Sinar Sosro. “Model kerja sama seperti ini kami dorong terus agar beban keuangan daerah tidak terlalu berat, tetapi hasil pembangunan tetap bisa dirasakan masyarakat,” tambah Wahyu.
Meski sempat terjadi penyesuaian anggaran dari pemerintah pusat, Pemkot Serang memastikan program “Serang Bagus” tetap berjalan. Wahyu mengatakan, Wali Kota menekankan prinsip efektivitas dan efisiensi belanja publik, dengan memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan benar-benar memberikan dampak ekonomi yang nyata.“Pemkot ingin memastikan bahwa pengeluaran daerah memiliki kualitas dan hasil yang konkret. Fokusnya bukan hanya membangun infrastruktur, tapi juga memastikan pembangunan itu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat dan peningkatan PAD,” paparnya.
Selain itu, Wahyu menambahkan, pemerintah kota juga aktif menjajaki dukungan dari pihak ketiga dan kementerian teknis agar proyek-proyek strategis tidak terhenti akibat keterbatasan anggaran. “Kami berupaya membuka peluang investasi dan dukungan lintas sektor agar arah pembangunan Serang tetap bergerak maju,” ucapnya.
Sumber: