Evaluasi Kampanye Imunisasi MR di Pulau Jawa Banten Belum Capai Target Imunisasi MR
JAKARTA – Pada awal pencanangan kampanye imunisasi Measles-Rubela (MR), pemerintah hanya menargetkan 95 persen dari 34 juta anak tervaksin. Capaian yang ditargetkan pemerintah memang terlampaui, 98, 43 persen atau 34.964.397 anak sudah divaksin. Secara cakupan nasional memang sudah tercapai, namun ternyata hingga kemarin (2/10) masih ada provinsi yang belum mencapai target 95 persen anak tervaksin. Salah satunya adalah Banten. Dari enam provinsi di Pulau Jawa, Banten masuk dalam provinsi yang belum mencapai target bersama DKI Jakarta, Jawa Barat. Ketiga provinsi itu belum bisa mencakup 95 persen anak diwilayahnya tervaksin. Di Banten nampaknya harus berusaha lebih untuk mencapai target. Sebab baru 90,68 persen dari 3,01 juta anak yang tervaksin. DKI Jakarta masih menyentuh angka 91,76 persen atau 2,24 juta anak yang tervaksin. Sedangkan Jawa Barat, tinggal 2 persen lagi bisa melampaui target. Direktur Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit M Subuh mengatakan jika capaian imunisasi MR di luar prediksi. “Awalnya banyak pengamat yang pesimis,” tuturnya. Dia pun optimis dengan perpanjangan waktu, seluruh provinsi dapat mencapai target,” jelasnya. Subuh juga menjelaskan jika ada banyak kendala yang dialami selain perbedaan pendapat mengenai kehalalan vaksin. Misalnya kendala teknis seperti kesesuaian jumlah anak dari data pemerintah dan dilapangan. “Masing-masing provinsi kendalanya berbeda,” jelasnya. Di Jakarta misalnya, masih banyak orang tua yang enggan memberikan imunisasi kepada anaknya karena merasa telah memberikan vaksin serupa. “Ada yang katanya sudah vaksin di luar negeri,” tuturnya. Padahal pemerintah dalam kampanye vaksin MR tersebut tidak memanang apakah si anak sebelumnya telah diimunisasi atau belum. Selama anak masih berusia sembilan bulan hingga 15 tahun, maka dia wajib diberikan vaksin MR. Pemberian vaksin secara berulang ini tidak membuat over dosis. Berbeda dengan pemberian obat. Setelah kampanye vaksin MR selesai dilakukan di Pulau Jawa, maka setiap anak yang berusia sembilan bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD harus kembali divaksin. Permasalahan lainnya adalah banyak anak yang masih berusia 15 tahun atau kurang, yang sudah masuk SMA. Padahal dalam kampanye yang dilakukan selama Agustus hingga September, maksimal diberikan kepada siswa SMP. Menghadapi masalah ini, Subuh menuturkan bahwa kepala dinas kesehatan di setiap provinsi sudah diperintahkan untuk melakukan sweeping. Dengan demikian diharapkan target seluruh anak tervaksin bisa tercapai. Permasalahan yang terjadi selama kampanye imunisasi MR di Pulau Jawa, akan dijadikan panduan bagi Kementerian Kesehatan untuk kampanye di luar Jawa. Rencananya tahun depan pada bulan yang sama akan dilakukan kampanye vaksin MR serentak seluruh pulau di luar Jawa. (jpg/bha)
Sumber: