Perempuan Rawan Jadi Sasaran Penipuan

Perempuan Rawan Jadi Sasaran Penipuan

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari saat memberikan sambutan dalam acara Si Cantik, di di Balai Baladika Kopassus, Kota Serang, Selasa (7/10).--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Perempuan men­jadi kelompok masyarakat yang rawan jadi sasaran pe­nipuan atau scam dalam in­dustri keuangan. Hal itu di­akibatkan oleh tingkat lite­rasi keuangan yang rendah serta faktor psikologis.

Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi dalam acara Sahabat Ibu Cakap Literasi dan Edukasi Ekonomi Syariah (Si Cantik) yang digelar oleh OJK di Balai Baladika Kopas­sus, Kota Serang, Selasa (7/10).

"Perempuan itu kelompok yang rentan terkena penipuan baik itu investasi bodong, atau penipuan lain dalam sistem keuangan," katanya 

Ia menjelaskan, salah satu penyebabnya yakni diakibat­kan kurangnya literasi keuang­an, padahal mereka kerap kali melakukan peminjaman on­line baik legal maupun ilegal untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

"Bahkan ada yang kirim pe­san ke saya untuk minta diban­tu, mereka bingung ha­rus bagaimana menye­lesai­kan masalah pinjol, padahal kita tahu mereka itu meminjam karena butuh, bukan untuk gaya-gayaan," ujarnya.

Maka dari itu, pihak OJK mencoba membantu kelom­pok perempuan, salah satunya lewat edukasi dan literasi keuangan. Dengan begitu diharapkan dapat mengelola keuangan dengan baik, dan terhindar dari berbagai macam penipuan.

"Perempuan itu menteri keuangan keluarga, madrasah bagi anaknya, maka ini harus kita seriuskan untuk meng­edukasi dan literasi keuangan," terangnya.

Friderica juga menyoroti data literasi keuangan syariah yang masih di angka 43 persen, sementara inklusinya baru 13 persen. 

"Angka ini yang terus dido­rong agar semakin banyak masyarakat terliterasi dan terintegrasi dalam keuangan syariah," tuturnya.

Ia juga memastikan akan ada kegiatan yang berkelan­jutan pasca acara ini, sehingga nasib kelompok perempuan dapat mengelola keuangan secara sehat, transparan, dan sesuai norma syariah.

Sementara itu, Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banten, Irna Narulita Dimyati mengatakan, saat ini kelompok perempuan masih kurang dalam pemahaman dan kecakapan dalam menge­lola keuangan rumah tangga. 

"Saya berharap pelatihan dan diskusi besar hari ini dapat menuntaskan persoalan dari hulu ke hilir dan memastikan pengelolaan keuangan syariah berkembang di seluruh Indo­nesia, khususnya di Banten, serta mendatangkan berkah Allah karena selalu melalui norma-norma syariah agama," katanya.

Tak hanya itu, BKOW juga akan berkomitmen tinggi untuk memfasilitasi kontribusi perempuan yang lebih besar dalam berbagai sektor.

Diketahui, acara Si Cantik diikuti oleh 754 perempuan dari berbagai organisasi, me­reka didorong untuk menjadi agen literasi keuangan syariah di Provinsi Banten. (mam)

Sumber: