Orang Tua Siswa Al Izzah Tolak MBG

Audiensi yang digelar Pemerintah Kota Serang bersama orang tua siswa dan pihak Yayasan SIT Al Izzah membahas polemik pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (29/9). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--
“Dapur MBG ini sampai sekarang pertama sudah ada kepala dapurnya. Kepala dapur itu dikirim dari BGN, sudah ada. Tinggal pelaksanaannya dari bagian pusat. Kapan bisa dilaksanakan, itu tergantung bagian pusat. Karena dapurnya sudah diverifikasi semaksimal mungkin, sesuai standar BGN,” jelasnya.
Ia menilai penolakan sebagian wali murid merupakan dinamika yang wajar. Namun, ia menegaskan bahwa MBG merupakan hak setiap anak bangsa tanpa terkecuali.
“Penolakan dari wali murid itu hal wajar saja mungkin ya. Tapi kita di yayasan tujuannya mengawal kebijakan dari pemerintah pusat. Bahwa makan bergizi gratis itu hak anak-anak bangsa Indonesia,” tegasnya.
Wawan juga menyampaikan hasil polling internal yang dilakukan yayasan. Dari seluruh wali murid, 72 persen menyatakan setuju dengan pelaksanaan MBG, sementara 25 persen menolak.
“Artinya, mayoritas wali murid siap melaksanakan program makan bergizi gratis ini,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Serang Budi Rustandi menegaskan pihaknya sudah menerima aspirasi wali murid. Ia juga berjanji memfasilitasi pertemuan lanjutan dengan menghadirkan berbagai pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Yang pertama adalah kami menerima aduan dari para wali murid yang ingin segera pertemuan kedua bahwa ini jangan sampai jalan dan tentunya kami lengkapi pertemuan dengan dihadirkan dari Kapolres, dari Dandim, dari BGN juga hadir agar mendengarkan semua agar tidak salah paham ke saya,” kata Budi.
Meski demikian, Budi menegaskan dirinya tetap mendukung program MBG yang merupakan kebijakan Presiden. Hanya saja, ia menilai sasaran program ini sebaiknya lebih difokuskan kepada warga yang benar-benar membutuhkan.
“Saya tegaskan kembali, saya mendukung MBG produk presiden, tapi kan presiden juga ingin kepada warga yang membutuhkan. Ya, kalau ini kan kelihatannya SD-nya orang-orang yang mampu ya dan mereka ingin anaknya sesuai dengan catering yang pertama,” ujarnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, Ahmad Nuri, turut menanggapi persoalan ini. Menurutnya, polemik yang terjadi perlu dilihat dari sisi kemaslahatan. Bila memang lebih banyak yang menolak, kata dia, perlu ada kajian ulang terhadap pelaksanaan MBG di sekolah tersebut.
“Ya, ini memang ada polemik. Sebagian orang tua murid menolak adanya MBG. Sebagai Kepala Dinas Pendidikan, saya melihatnya harus kembali pada kemaslahatan. Kalau memang lebih banyak yang menolak, tentu perlu dikaji ulang. Pemerintah Kota Serang sebenarnya ingin menindaklanjuti program ini, sekarang baru sekitar 300 sekolah yang menerima manfaat MBG, mulai dari TK, SD, sampai SMP. Masih banyak yang belum. Maka, yang paling berharap dan membutuhkan, itu yang harus diprioritaskan,” pungkasnya. (ald)
Sumber: