Kabupaten/Kota Bakal Dilabeli Daerah Kotor, Jika Masih Ada Sampah di Pinggir Jalan

Kabupaten/Kota Bakal Dilabeli Daerah Kotor, Jika Masih Ada Sampah di Pinggir Jalan

MEMUNGUT SAMPAH : Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq bersama Gubernur Banten Andra Soni dan Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah, memungut sampah pada kegiatan World Cleanup Day di Desa Teluk Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Sabtu (20/9).-(Syirojul Umam/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq akan memberikan label daerah kotor bagi kabupaten/kota yang tidak bisa menangani sampah liar, yang berserakan di pinggiran jalan dan lingkungan wilayah. Sehingga, kabupaten/kota dipastikan tidak akan masuk dalam sistem penilaian Adipura dengan kategori bersih. Yang artinya akan berpredikat sebagai daerah kotor.

Hal itu disampaikan Hanif pada kegiatan World Cleanup Day di Desa Teluk Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Sabtu 20 September 2025. Ia meminta kepala daerah tegas dalam menangani masalah sampah liar, yang harus dilakukan secara kontroling rutin setelah melakukan penanganan sampahnya. Hanif mengatakan, penanganan sampah menjadi tantangan penting dalam penyelesaiannya untuk mendapatkan penilaian Adipura, agar daerah tidak dicap sebagai wilayah kotor karena banyaknya sampah.

Saat ini, pemerintah kabupaten/kota se Indonesia sedang melakukan penilaian Adipura terhadap kewajiban, dalam pengelolaan dan penanganan sampah. "Sampah ini merupakan salah satu isu nasional, dan lingkungan yang harus segera diselesaikan bersama-sama, karena dampaknya cukup siginifikan terhadap daerah. Sehingga, pemerintah harus tegas menanganinya apalagi sampah liar ini, jangan sampai kabupaten kota dicap sebagai wilayah kotor," katanya.

Kata Hanif, penanganan sampah tidak bisa hanya berhenti pada kegiatan World Cleanup Day. Namun harus ada langkah-langkah fundamental untuk melakukan penanganan sampah di Indonesia. Menurutnya, upaya yang dapat dilakukan dengan cara gotong royong melibatkan semua unsur. Baik pemerintahan, instansi, perusahaan, dan lainnya, serta mendorong keterlibatan kelompok dan masyarakat, untuk bersama-sama menangani sampah.

Kemudian, Hanif juga mendorong pemerintah daerah bersikap tegas terhadap sampah liar, jika melihat atau mengetahuinya segera ditindak tanpa pandang bulu. "Kami akan terus mendukung, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk menangani sampah. Karena, Presiden Prabowo menargetkan 2029 penangan sampah bisa selesai, maka perlu kerjasama melibatkan semua unsur untuk mencapai target itu," ujarnya.

Dikatakan Hanif, di Provinsi Banten seperti yang disebutkan Gubernur Banten Andra Soni bahwa volume sampah per hari di Banten mencapai 8.126 ton, dan baru 13,4 persen atau sekitar 1.092 ton yang tertangani. Sedangkan, sisanya 3.771 ton sampah di Banten ini masih tertimbun di tempat pemrosesan akhir dengan metode open dumping (ditimbun). "Ini artinya, sampah di Banten ini sangat masalah sekali ya, maka perlu adanya tindakan serius dari Pemprov Banten dan pemerintah kabupaten kota, untuk menangani permasalahan sampah ini," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni mengatakan, persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, dalam penanganannya secara bersama-sama dengan kabupaten/kota lainnya. Pasalnya, sampah se Banten ini mencapai 8.126 ton perharinya dan baru 13,4 persen atau sekitar 1.092 ton yang tertangani, sementara sisanya 3.771 ton sampah masih tertimbun di tempat pemrosesan akhir dengan metode open dumping. 

Penanganan sampah harus diselesaikan secara bersama-sama, kita sudah rapat koordinasi pengelolaan sampah dengan kabupaten kota lain. Tujuannya, menyatukan langkah strategis dalam penanganan sampah, dan kami berharap seluruh kabupaten kota mengembangkan TPA, dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan," ujarnya usai mendampingi Menteri KLH Hanif. Dikatakan Andra, dengan adanya kegiatan World Cleanup Day yang dihadiri langsung Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq, bisa memberikan panduan, bimbingan, serta bantuan dalam pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu.

Menurutnya, bantuannya tidak hanya berupa infrastruktur fisik tapi juga peralatan, pendanaan, pendampingan teknis hingga integrasi program 3R dan sirkular ekonomi. "Semoga Menteri LH Pak Hanif, bisa membantu kami dalam menyelesaikan permasalah sampah yang kini sedang darurat. Saya berharap, kegiatan ini dapat berkelanjutan, dan mampu memmembangun sinergi pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah berkelanjutan dan secara berkesinambungan," tuturnya. 

Disisi lain, Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah mengapresiasi, Kementerian LH atas terselenggaranya kegiatan World Cleanup Day dan menjadi Kabupaten Serang sebagai tuan rumahnya. "Kami tentunya sangat mengapresiasi kegiatan ini, dapat berjalan dengan baik, kami akan terus berupaya melakukan penanganan sampah apalagi sampah liar," katanya. Zakiyah mengaku, sedang mengupayakan dalam pembangunan Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL), dan solusi sementara semua kepala desa dan Camat sudah disuratinya untuk bisa mengelola sampahnya masing-masing.

Kita sudah buat edaran ke kepala desa dan camat, untuk menyelesaikan masalah sampah di wilayahnya masing-masing, supaya tidak ada penumpukan khususnya di jalan raya, ini upaya sementara selagi kita persiapkan PSEL," katanya. (agm)

Sumber: