Kerja Sama Sampah Resmi Batal

Kerja Sama Sampah Resmi Batal

Kerja Sama Sampah Resmi Batal SETU—Kerjasama Pemkot Tangsel soal penanganan sam­pah dengan Pemkab Pan­deglang batal berlanjut. Pem­batalan tersebut dilakukan Bupati Pandeglang lantaran mendapat penolakan dari berbagai lapisan masyarakat. Wali Kota Tangsel-(Dok. Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SETU — Kerjasama Pemkot Tangsel soal penanganan sam­pah dengan Pemkab Pan­deglang batal berlanjut. Pem­batalan tersebut dilakukan Bupati Pandeglang lantaran mendapat penolakan dari berbagai lapisan masyarakat.

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya telah menerima pemberita­huan secara pasti dan tertulis dari Bupati Pandeglang terkait pembatalan kerjasama ter­sebut.

”Saya sudah menerima surat pembatalan kerjasama dengan Pemkab Pandeglang,” ujarnya kepada wartawan, Selasa, 16 September 2025.

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, pihaknya sudah menerima surat pembatalan dan mema­hami keputusan yang diambil Bupati Pandeglang. Lantaran kerjasama tersebut batal, maka membuat Pemkot Tangerang Selatan mencari langkah lain untuk menangani persoalan sampah.

”Saya memaksimalkan TPA Cipeucang dulu yang ada sam­bil jalin kerjasama dengan tempat pengelolaan dan pem­rosesan akhir sampah (TPPAS) Lulut Nambo yang ada di Ka­bupaten Bogor, Jawa Barat,” tambahnya.

Menurutnya, pemanfaatan TPA Cipeucang, selain arahan DPRD Kota Tangsel juga ara­han dari Kementerian Ling­kungan Hidup. 

”Kita kan pu­­nya waktu 180 hari, jadi kita buat terasering, kita nai­kan, kita rapikan, lindinya kita maksimalkan perbaikan­nya,” jelasnya.

Pak Ben menuturkan, pihak­nya saat ini masih bisa mem­buang sampah ke TPA Cipeu­cang dengan skala yang sangat kecil. Dimana luas TPA Cipeu­cang hanya 13 hektar.

Sebelum kerjasama dengan Pemkab Pandeglang batal, pemkot Tangsel tahun ini me­nyiapkan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk bantuan keuangan (bankeu) yang akan diberikan kepada Pemkab Pandeglang.

”Dengan batalnya kerjasama ini, uangnya sudah kita alihkan untuk kegiatan lain, mulai dari kegiatan fisik konstruksi dan lainnya,” tuturnya.

”Kalau yang di TPA Cipeu­cang sudah kita anggarkan dari se­belumnya tapi, kalau kurang ya kita tambah lagi,” tuturnya.

Mantan Wakil Wali Kota Tang­sel tersebut berharap ma­sya­rakat menerapkan prog­ram tempat pengolahan sam­pah terpadu reduce, reuse, recycle (TPST3R), pengelolaan bank sampah di setiap kelura­han untuk mengurangi jumlah sam­pah.

”Saat ini di Tangsel terdapat 49 TPST3R namun, yang aktif hanya 39. Sedangkan bank sam­pah ada sekitar 400 na­mun, yang aktif hanya 353. Kalau ini berjalan semua tentunya bisa mengurangi sam­pah tiap hari­nya,” tutu­pnya. (bud)

Sumber: