TPS 3R Salembaran Asri Belum Beroperasi

TPS 3R Salembaran Asri Belum Beroperasi

TIDAK BEROPERASI: Mesin pengolah sampah yang berada di TPS 3R Salembaran Asri tidak beroperasi. Sejak uji coba hingga saat ini, mesin tersebut masih belum bisa digunakan.-Randy Yestiawan-Tangerang Ekspres

TANGERANGEKSPRES.ID, KOSAMBI — Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang telah rampung membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Salembaran Asri, berikut mesin pengolahan sampah yang berlokasi di Kelurahan Salembaran Jaya, Kecamatan Kosambi.

Namun, setelah pembangunan TPS 3R Salembaran Asri rampung, hingga saat ini mesin pengolahan sampah yang digadang-gadang dapat memilah sampah, baik organik maupun nonorganik, dengan kapasitas daya tampung 20 ton per hari, belum juga beroperasi.

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Salembaran Asri, Irwanto, mengatakan tim teknisi PT Indopower Internasional bersama DLHK Kabupaten Tangerang telah melakukan uji coba perdana pengoperasian mesin pengolahan sampah di TPS 3R Salembaran Asri. Akan tetapi, setelah uji coba, tempat tersebut tidak beroperasi sesuai dengan harapan.

“Saat dilakukan uji coba perdana pengoperasian mesin pengolahan sampah, terdapat banyak bagian mesin tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (1/9/2025).

Irwanto menambahkan, pada saat mesin beroperasi, terdengar suara bising hingga mengganggu lingkungan warga sekitar. Kemudian, kepulan asap hitam pekat keluar saat proses pembakaran sampah berlangsung. Harusnya, hal tersebut tidak terjadi, dan seharusnya ramah lingkungan agar masyarakat tidak terganggu.

“Suaranya terdengar sangat berisik pada saat beroperasi, ditambah dengan asap hitam pekat mengepul ke atas saat sampah dimasukkan ke dalam mesin pembakaran,” paparnya.

Ia menjelaskan, kapasitas mesin pengolahan sampah yang digadang-gadang dapat menampung serta mengolah sampah hingga 20 ton per hari itu masih jauh dari kata harapan setelah dilakukan uji coba perdana.

“Jangankan mengolah sampah 20 ton per hari, ini baru 5 kwintal saja sudah memakan waktu hingga 3 jam. Sudah begitu, mesinnya sering mati lagi,” ujarnya.

Irwanto menilai mesin pengolahan sampah itu belum layak untuk beroperasi, karena dari hasil uji coba perdana, terdapat beberapa kendala teknis pada mesin sehingga pengolahan sampah tidak berjalan secara maksimal.

“Saya anggap mesin pengolahan sampah itu belum layak beroperasi, karena belum dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan harapan,” tutupnya. (ran)

Sumber: pojok desa