Pasar Jedogan Akan Tetap Ada Meski Sudah Direlokasi

Pasra Kepandean yang disiapkan untuk relokasi semua pedagang kaki lima (PKL) yang berada di kawasan Royal, Minggu (31/8). (DINKOPUKMPERINDAG FOR TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Tradisi Pasar Jedogan yang setiap tahun menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kota Serang menjelang hari besar keagamaan, dipastikan tetap digelar tahun ini meski lokasinya dipindahkan.
Selama ini, Pasar Jedogan identik dengan kawasan Royal yang selalu dipadati ribuan pengunjung setiap malam Ramadan. Namun, seiring dengan kebijakan penataan kota yang menjadikan kawasan Royal bebas dari pedagang kaki lima (PKL), kegiatan tersebut tidak lagi bisa dilakukan di lokasi lama.
Meski demikian, Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DinkopUKMperindag) memastikan bahwa tradisi Pasar Jedogan tidak akan hilang. Tahun ini, lokasi Pasar Jedogan telah ditetapkan di Pasar Kepandean yang dinilai lebih representatif dan mampu menampung ribuan pedagang serta pengunjung.
Kepala DinkopUKMperindag Kota Serang, Wahyu Nurjamil, menegaskan bahwa pemindahan lokasi justru akan membuat Pasar Jedogan lebih tertata, nyaman, dan aman. “Pasar Jedogan tahun ini akan kita pindahkan ke Pasar Kepandean. Nanti akan kita setting sekaligus kita semarakkan dengan penampilan band pada bulan Ramadan. Harapannya agar suasana lebih nyaman, aman, tertib, dan sampah juga tidak banyak,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh Tanggerang Ekspres, Minggu (31/8).
Menurut Wahyu, konsep Pasar Jedogan di Kepandean dibuat berputar mengelilingi area pasar, sehingga para pedagang lebih leluasa menata lapaknya.
“Lokasinya nanti di dalam area pasar, dibuat keliling. Pasar Jedogan ini kan juga diikuti pedagang dari Tanah Abang dan Bandung, yang biasanya membawa barang-barang retur. Semua akan kita kumpulkan dan daftarkan secara resmi ke pemerintah daerah. Pedagang tetap membayar ke pemerintah daerah, dan mereka boleh berjualan dengan aturan yang sudah ditetapkan,” jelasnya.
Selain menata lokasi berjualan, Pemkot Serang juga sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas agar kegiatan pasar tidak menimbulkan kemacetan. Dishub bersama aparat terkait menyiapkan jalur parkir resmi di sekitar area Kepandean.
“Untuk parkir, Dishub sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas, mulai dari jalur Brimob sampai ke Flamengo. Jadi nanti parkir resmi ditetapkan Dishub, dan kita pastikan tidak ada pungutan liar,” tegas Wahyu.
Pemindahan lokasi ke Kepandean diharapkan tidak mengurangi daya tarik Pasar Jedogan. Sebaliknya, dengan penataan lebih baik, pasar malam ini bisa menjadi ruang ekonomi kreatif baru sekaligus destinasi wisata Ramadan yang lebih tertib.
“Tradisi ini akan terus kita jaga, namun dengan pola yang lebih teratur dan berkelanjutan. Kita ingin masyarakat tetap bisa menikmati suasana Ramadan, sementara pedagang tetap mendapat ruang usaha yang layak dan tidak lagi melanggar aturan,” kata Wahyu menegaskan.
Langkah ini, menurutnya, sekaligus untuk memastikan kenyamanan pengunjung sekaligus menjaga ketertiban selama pasar berlangsung.
Meski harus meninggalkan lokasi lama yang selama bertahun-tahun menjadi ikon Pasar Jedogan, sebagian besar pedagang dapat menerima kebijakan relokasi ini. Salah satu pedagang, Rian, mengatakan dirinya bersama rekan-rekan seprofesi siap mendukung langkah pemerintah asalkan benar-benar memperhatikan kondisi pedagang di lokasi baru.
“Harapannya semoga setelah dipindahkan tidak sepi dan juga masyarakat tersosialisasikan dengan baik bahwasanya memang pasar ini sudah pindah, tidak ditempatkan di Royal lagi. Kami sih sebenarnya menerima karena menyadari bahwa menempati area tersebut melanggar aturan. Tetapi harapan semua pedagang, pemerintah bisa memperhatikan relokasi yang layak agar tidak kesepian pengunjung,” ujarnya saat dilakukan relokasi, pada Kamis (28/8) lalu.
Rian menambahkan, opsi pemindahan ke Kepandean dianggap solusi terbaik yang bisa dijalankan.
Sumber: