24 Orang Positif Campak, Warga Diminta Tak Panik

24 Orang Positif Campak, Warga Diminta Tak Panik

Pengendara sepeda motor melintas di depan UPT Puskesmas Pamulang. -(Humas For Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Sebanyak 24 war­ga terkonfirmasi positif cam­pak rubela. Namun begitu, Pemkot Tangsel meminta selu­ruh masyarakat tidak panik.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mah­daniar mengatakan, berda­sarkan laporan hingga 25 Agus­tus 2025, telah tercatat sebanyak 294 kasus suspek Cam­pak Rubela. 

Dari jumlah tersebut 17 kasus positif campak dan 7 kasus positif rubella, yang sebagian besar terjadi pada anak usia 1 hingga 4 tahun dengan status imunisasi tidak lengkap atau belum mendapatkan imunisasi sama sekali,” ujarnya, Rabu, 27 Agustus 2025.

Allin menambahkan, campak atau morbili (measles) meru­pakan penyakit sangat menu­lar yang disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbilivirus. Penyakit tersebut dapat menye­rang hampir 100 persen anak yang belum memiliki kekebalan terhadap virus tersebut. 

”Manusia merupakan satu-satunya reservoir alami virus campak, sehingga penularan sangat cepat dalam lingkungan yang tidak terlindungi oleh imu­nisasi,” tambahanya.

Allin mengimbau masyarakat untuk mengenali gejala awal campak. Antara lain dmam tinggi (biasanya lebih 38 derajat celsius) yang berlangsung lebih dari 3 hari, disertai batuk, pilek, mata merah atau berair. Mun­cul ruam kemerahan (rash) yang dimulai dari bela­kang telinga dan menyebar ke seluruh tubuh.

”Kemudian juga ditemukan tanda khas berupa koplik’s spot, yaitu bercak putih keabu­an dengan dasar merah di mu­kosa pipi bagian dalam,” tam­bahnya.

Menurutnya, gejala tersebut harus segera mendapatkan per­hatian medis untuk memas­tikan diagnosis dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Se­bagian besar penderita campak dapat sembuh tanpa pengo­batan namun, pada anak-anak usia di bawah 5 tahun, orang dewasa di atas 20 tahun, serta penderita malnutrisi, ke­kura­ngan vitamin A, atau memiliki gangguan kekebalan tubuh seperti HIV, risiko komplikasi berat sangat tinggi. 

”Komplikasi yang dapat ter­jadi antara lain diare berat, pneumonia dan broncho­pneu­monia, otitis media (in­feksi telinga), malnutrisi dan kebutaan, ensefalitis, subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), Ulkus pada mukosa mulut. Kematian akibat cam­pak umumnya disebabkan oleh komplikasi tersebut, kh­u­susnya jika penanganan medis terlambat,” tuturnya.

Wanita berkerudung tersebut mengaku, pentingnya mela­kukan imunisasi untuk meng­hindari campak. Campak ada­lah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Vaksin campak, termasuk vak­sin MR (measles rubella), sangat efektif dalam mem­berikan perlindungan terha­dap virus ini. 

”Saya mengimbau seluruh masyarakat untuk segera me­lengkapi imunisasi anak-anak, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal,” tutur­nya.

Sebagai bentuk kesiap­siaga­an dan respon cepat terhadap peningkatan kasus campak, Pemkot Tangsel telah mela­kukan sosialisasi dan edukasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat, penguatan sistem surveilans, investigasi kasus dan pelacakan kontak.

Termasuk penyediaan fasi­litas kesehatan dan rumah sakit yang siap menangani pasien campak dengan pedo­man penanganan sesuai stan­dar Kementerian Kesehatan.

”Kami juga mengajak masya­rakat untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PH­BS). Segera melapor­kan apabila menemukan kasus serupa campak di lingkungan sekitar, membawa anak ke fasilitas pelayanan kese­hat­an jika mengalami gejala cam­pak. Dan melengkapi sta­tus imunisasi anak sesuai anjuran,” ungkapnya.

Sumber: