Dishub Kaji BRT Masuk Perumnas-Poris

Dishub Kaji BRT Masuk Perumnas-Poris

TANGERANG – Pemkot Tangerang merencanakan untuk menambah Koridor II angkutan umum massal jurusan Perumnas – Poris Plawad. Setelah sebelumnya, Pemkot  mengoperasikan Bus Rapid Transit (BRT) Koridor I jurusan Jatiuwung – Poris Plawad.

Dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Saeful Rohman, instansinya telah melakukan pengkajian terkait rencana penambahan jalur baru tersebut.

“Meski belum secara keseluruhan, namun kami telah kaji penambahan rute baru angkutan massal itu,” ungkap Saeful. Berdasarkan survey tersebut kata Saeful, masyarakat memang membutuhkan sarana transportasi yang mudah, murah dan nyaman. Termasuk tepat waktu. “Kami tawarkan solusinya dengan menempatkan sejumlah bus di jalur Perumnas – Poris Plawad,” tutur Saeful.

Dishub merencanakan, akan mengoperasikan 10 unit BRT di tahun 2018 mendatang. “Tidak menutup kemungkinan jumlahnya ditambah. Sebab kami akan terus melakukan pengembangan,” katanya. Ditanya soal aturan main BRT koridor baru terkait reduksi, Saeful belum bisa menyimpulkan jawabannya.

“Kami belum membahas. Apakah dibutuhkan reduksi atau tidak. Tidak menutup kemungkinan, menggunakan sistem konsorsium,” terangnya. Sebelumnya, pemkot menerapkan aturan mereduksi angkutan kota (angkot) untuk setiap unit bus yang beroperasi. Satu BRT, harus mampu menghilangakan 10 unit angkot yang beroperasi pada trayek yang sama. Terkait jalur jalan yang dilintasi kata Saeful, saat ini masih dalam tahap pengkajian.

“Bisa saja mengikuti trakyek T02 jurusan Perumnas – Poris Plawad. Tapi bisa juga menggunakan rute lain,” ujarnya.

Sementara itu anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Haris Supratman mengemukakan, setuju dengan wacana Pemkot untuk menambah koridor baru. Supaya bisa mengakomodir kepentingan masyarakat soal kebutujan transportasi.

Namun ia mengingatkan, supaya Pemkot jangan hanya mengejar target. Perlu pengkajian yang matang sebelum BRT dioperasikan.

“Perlu diperhatikan penempatan halte. Supaya warga dapat dengan mudah mengaksesnya,” tutur Haris. Ia menambahkan, sepinya penumpang BRT Koridor I dimungkinkan karena letak halte yang kurang tepat.

Sehingga masyarakat sebagai pengguna merasa enggan untuk mendatanginya. “Kurangnya sosialisasi juga, berpengaruh besar terhadap pengetahuan warga tentang angkutan umum itu. Jadi Pemkot harus lebih memaksimalkan sosialisasi tentang keberadaan BRT tersebut,” tutur Haris. (tam)

Sumber: